Di Era Pendidikan Daring, Golkar Jatim: Kompetensi Guru SD Sangat Penting

oleh -192 Dilihat
oleh
Sarmuji sambutan di acara Webinar dan Pelatihan peningkatan kompetensi Guru SD dalam era pendidikan daring di Kantor DPD Partai Golkar Jatim.

SURABAYA, PETISI.CO DPD Partai Golkar Jawa Timur (Jatim) memiliki perhatian tinggi terhadap kompetensi Guru SD dalam era pendidikan daring di masa pandemi Covid-19. Peningkatan kompetensi guru SD sangat penting, agar anak didik tidak merasa bosan menjalani pendidikan daring.

“Masalah kompetensi guru di era pembelajaran daring ini menjadi hal penting yang terjadi di masyarakat,” kata Ketua DPD Partai Golkar Jatim, M Sarmuji di sela Webinar dan Pelatihan peningkatan kompetensi Guru SD dalam era pendidikan daring di Kantor DPD Partai Golkar Jatim, Minggu (6/9/2020).

Menurutnya, semua tahu bahwa pandemi Covid-19 terjadi secara tiba-tiba. Karena itu, hampir semua masyarakat tidak siap menghadapi pandemi. Tak terkecuali dengan guru.

Guru tidak siap menghadapi pandemi yang kemudian mengubah proses belajar di kelas menjadi daring. Para guru di sekolah-sekolah, kelabakan menyiapkan dan menyampaikan materi dengan mudah supaya bisa dipahami oleh anak didik, itu bukan persoalan gampang.

“Anak didik di metode daring apabila tidak mendapatkan materi yang bagus itu seperti di meme-meme itu, satu menit pertama duduk yang baik. Dua menit kemudian mulai gelisah. Menit ke sepuluh kadang-kadang sudah tiduran,” paparnya.

Hal itulah yang menjadi tantangan besarnya. Dimana seorang guru harus menyiapkan materi yang baik agar murid tidak bosan. Murid juga bisa menangkap materi dengan konsentrasi penuh.

Sarmuji (kanan) memberikan keterangan pers.

“Dengan problem itu, akhirnya DPD Partai Golkar Jatim mengadakan seminar. Ke depan, bukan hanya dengan webinar, tapi juga pelatihan teknis. Bagaimana membuat modul dan materi yang bisa membuat ketertarikan pada murid,” jelasnya.

Melihat perkembangan terakhir pandemi Covid-19, Sarmuji menegaskan rasanya belum memungkinkan proses pembelajaran sekarang dilakukan secara tatap muka. Terlalu beresiko bila sekolah dibuka kembali.

Memang, tambahnya, tak bisa dihindari murid merasa kangen dengan teman-temannya, gurunya dan suasana kelasnya. Namun, untuk kepentingan lebih besar, yakni menghindari sekolah jadi klaster baru lebih diutamakan daripada mengejar manfaat tercapainya proses belajar mengajar yang ideal di masa pandemi ini.

“Dengan segala keprihatinan, memang kita harus mempertahankan proses belajar secara daring ini sampai pada saatnya kita yakin sudah siap perangkatnya masuk ke sekolah seperti biasa,” tuturnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.