Dinkes Dukung RSUD Kanjuruhan Gelar Posbindu Institusi

oleh -119 Dilihat
oleh
Peserta pelatihan kader Posbindu PTM RSUD Kanjuruhan foto bersama Wadir dan Kabid P2P Dinkes

MALANG, PETISI.CO – Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) Institusi merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) di institusi atau tempat kerja.

Posbindu ini bertujuan untuk mendeteksi dini faktor risiko PTM dan pencegahannya sehingga menciptakan tenaga kerja sehat dan produktif.

Sebagai salah satu upaya pengendalian PTM, RSUD Kanjuruhan mengadakan pelatihan kader Posbindu PTM bagi institusi di Ruang Akreditasi RSUD Kanjuruhan yang beralamatkan di Jalan Panji No. 100 Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, Kamis (28/07/2022) lalu.

Pelatihan diikuti oleh enam kader yang disiapkan RSUD Kanjuruhan, dan dihadiri oleh sejumlah staf dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Puskesmas Kepanjen, dan Tim SMARThealth Universitas Brawijaya (UB).

Keenam kader peserta pelatihan ini terdiri atas drg. Masita Yuriani, Mamik Rosemawati, A.Md.Ak., Eko Arjasanto, S.Kep.Ners, Septyorini, A.Md.Fis, Arryna Indrawati K., A.Md.Gz., dan Endang Kiswanti, S.Tr.Keb.

Acara diawali sambutan dari Wakil Direktur (Wadir) Administrasi dan Keuangan RSUD Kanjuruhan dr. R.A. Ratih Maharani, M.MRS.

“Bahwa salah satu upaya mengendalikan dan mencegah PTM adalah melalui Posbindu PTM,” ucap dr. Ratih mengatakan.

“Anehnya, RSUD Kanjuruhan yang terbiasa dengan memeriksa orang sakit tapi malah belum melakukan deteksi dini faktor risiko PTM bagi karyawannya, baik tenaga kesehatan, administrasi, sopir, sekuriti, dan lain-lainnya,” ungkap dr. Ratih Maharani.

Sambungnya, RSUD Kanjuruhan harus melakukan deteksi dini bagi karyawannya yang penuh stressor. Manajemen RSUD Kanjuruhan menyadari pentingnya pelatihan kader Posbindu PTM di lingkungan institusi kesehatan.

Di akhir sambutan, dr. Ratih berharap pelatihan kader ini akan memberi manfaat, kemajuan, dan kebugaran bagi karyawan RSUD Kanjuruhan nantinya.

Di tempat yang sama, mewakili plt. Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Malang, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes.

Pada kesempatan itu, Awignami menceriterakan perihal survey kematian yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2020.

Semua rumah sakit dan Puskemas yang ada di Kabupaten Malang melakukan survey itu dan turun lapangan.

Dari survey itu diketahui, ada 18.350 kematian yang diakibatkan oleh jantung, stroke, dan diabetes mellitus, ketiga penyebab kematian terbesar itu semuanya merupakan PTM.

“Kematian yang diakibatkan kasus Covid-19 di Kabupaten Malang masih lebih rendah dari kasus PTM tersebut, namun terkadang kita tak menyadarinya,” beber Awignami.

Oleh karena itu, Bupati Malang menghendaki semua desa melakukan skrining faktor risiko PTM. Tahun 2022, Dinkes akan melatih 100 desa lagi untuk program Posbindu PTM SMARThealth. Selain itu, Dinkes juga sudah punya output Posbindu PTM Institusi.

RSUD Kanjuruhan merupakan Posbindu Institusi yang kelima di Kabupaten Malang.

Posbindu ini tujuannya untuk memenuhi capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) PTM. Kalau SPM kurang, yang mendapat teguran dari Kemenkes adalah Bupati Malang.

“Saya ucapkan terima kasih karena RSUD Kanjuruhan telah membentuk Posbindu Institusi,” papar Tri Awignami Astoeti, SKM, M.MKes, mengakhiri sambutannya.

Sementara itu, Kepala Seksi PTM dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM Keswa) Dinkes, Paulus Gatot Kusharyanto, SKM.,menegaskan, bahwa Dinkes telah mengadakan pelatihan Posbindu Institusi untuk kelima kalinya, yaitu Posbindu PTM Anggrek Madivif 2 Kostrad, Posbindu PTM Yonzipur 5/ABW Kepanjen, Dinkes, Kejaksaan, dan RSUD Kanjuruhan.

Seperti diketahui bahwa pembunuh utama di Indonesia maupun Kabupaten Malang adalah kardiovaskular (jantung, stroke, hipertensi).

Awalnya, Dinkes dan UB sudah melakukan riset. Dalam riset di 4 desa itu, hasilnya sekitar 93 persen kader Posbindu SMARThealth berhasil melakukan deteksi dini terhadap warga berumur 40 tahun ke atas. Yang didapati memiliki faktor risiko tinggi PTM (highrisk), kader akan melakukan follow up agar supaya faktor risiko yang diderita bisa terkendali.

Dalam pelatihan kader di RSUD Kanjuruhan ini, penekanannya kepada pelaporannya saja mengingat RSUD Kanjuruhan merupakan institusi kesehatan tentunya tidak perlu dilatih cara melakukan pemeriksaan.

Oleh karena itu, Pemerintah Pusat melalui Kemenkes memikirkan upaya preventif melalui deteksi dini faktor risiko PTM.

Salah satunya melalui giat Posbindu PTM, baik di desa maupun di institusi.

Tenaga kesehatan di desa selama ini mengalami kesulitan melakukan pengobatan karena stok obat di Ponkesdes masih selalu kurang.

Setelahnya, staf IT PTM Candra Hernawan, S.Kom menjabarkan Mekanisme Pelaporan Posbindu Institusi.

Pada kesempatan itu, Candra menguraikan alur teknis pelaporan Posbindu Institusi SMARThealth, alur penanganan pasien berisiko PTM pada institusi, form pelaporan, dan rekapitulasi RSUD Kanjuruhan.

Menurut Candra, RSUD Kanjuruhan belum bisa menggunakan aplikasi eKader karena Puskesmas Kepanjen belum menggunakan ePuskesmas.

Nanti kalau Puskesmas Kepanjen sudah beralih ke ePuskesmas, maka aplikasi eKader bisa diimplementasikan. Oleh karena itu, Dinkes menyiapkan aplikasi input data dengan Google Forms. (clis)

No More Posts Available.

No more pages to load.