Disparbudpora Sumenep Berikan Pelatihan Pemandu Wisata Snorkling 2020

oleh -89 Dilihat
oleh
Suasana saat pelatihan Pemandu Wisata Snorkling 2020 oleh Disparbudpora Sumenep.

SUMENEP, PETISI.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur melalui Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) setempat berikan pelatihan pada pemandu wisata snorkling tahun 2020 di Kota Keris, Senin (2/11/2020).

Pelatihan oleh Disparbudpora Kabupaten Sumenep ini diselenggarakan selama tiga hari sejak Senin hingga Rabu, bertempat di salah satu hotel setempat yang diikuti oleh sebanyak 40 peserta baik wilayah daratan dan kepulauan.

“Rinciannya, 18 dari kepulauan 22 daratan. Pelatihannya juga dua hari di kelas dan satu harinya ke lapangan ke lokasi yang rencananya di Pulau Gili Labak,” terang Kepala Bidang Pariwisata Disparbudpora Sumenep Imam Bukhari, melalui Kasi Informasi Bidang Pemasaran, Toufan Indra Purnama saat ditemui petisi.co.

Mengingat masih di tengah pandemi Corona Virus Disease-2019 (Covid-19). Sebagai upaya mencegah penyebaran wabah virus yang hingga sekarang masih saja melanda, tetap memperhatikan melakukan protokol kesehatan.

Menurutnya, tujuan dari pelatihan tersebut untuk meningkatkan kompetensi pramuwisata minat khusus snorkling di Kabupaten Sumenep.

“Karena kita kan kenapa snorkeling itu menjadi atensi khusus karena apabila wisatawan itu terutama penikmat terumbu karang kemudian tidak kita gali bagaimana kelestarian terumbu karang itu terjaga justru malah rusak,” jelasnya.

Untuk itu, makanya lanjut dia, pemandu wisata ini dibekali bagaimana memandu tamu agar kemudian aktifitas wisata mereka itu tidak sampai merusak kelestariannya terumbu karang.

“Seperti tidak boleh menginjak, membuang sampah di sana,” kata dia seraya menyatakan, dengan harapan bagaimana taman laut yang di Gili Labak itu tetap lestari dan terjaga.

Walaupun kemudian sambung dia, daya minat wisatawan untuk berwisata di taman laut itu tinggi. Namun harus tetap menjaga keberlangsungan objek yang dijual tersebut.

“Jangan sampai kemudian justru karena kita senang kedatangan banyak wisatawan justru itu merusak objek yang sejatinya kita jual,” paparnya. (ily)

No More Posts Available.

No more pages to load.