Ditabrak Kapal Perintis, Dermaga Kargo Pelabuhan Lamongan Ambrol

oleh -262 Dilihat
oleh
Dermaga Kargo dan curah cair Pelabuhan UPT Pengumpan Regional (UPPR) Lamongan yang ambrol.

LAMONGAN, PETISI.CO – Dermaga Kargo dan curah cair Pelabuhan UPT Pengumpan Regional (UPPR) Lamongan ambrol ditabrak  kapal perintis Sabuk Nusantara 111 (1200 GT).  Akibat rusaknya dermaga tersebut, semua kegiatan bongkar muat kargo dan curah cair macet dan menimbulkan kerugian ekonomi bagi Pemprov Jawa Timur, khususnya pendapatan asli daerah (PAD).

Kepala UPT PPR Achmad Fadil dikonfirmasi  soal kerusakan tersebut menjelaskan, dermaga rusak akibat ditabrak kapal Sabuk Nusantara 111. Menurutnya,  dermaga yang dibangun tahun 2014 tersebut dapat menampung kapal 1000 DWT.

“Sejak  rusak, dermaga tidak bisa difungsikan,”  jelasnya.

Pihak pembuat kapal PT. Prakitri Hasta Darma (PHD) sanggup mengganti kerusakan dermaga sebesar Rp 1,8 M, akan tetapi, sampai saat ini belum direalisasikan. Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Perhubungan Pemprov Jatim yang diminta konfirmasinya belum merespon.

Sementara itu PT. PHD melalui juru bicaranya, Prasetyo membenarkan insiden yang terjadi pada tahun 2020 itu dan ada kesanggupan dari pihaknya untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

Kepala UPT Pelabuhan Pengumpan Regional Lamongan, Achmad Fadil

Kronologinya, menurut Prasetyo, pada Kamis 17 September 2020 telah terjadi kerusakan di dermaga sebelah selatan milik UPT Pelabuhan Pengumpan Regional Lamongan akibat cuaca buruk di areal tersebut. Panjang kerusakan 62,8 meter dengan detail kerusakan pada bagian fender dan keintein di sebelah utara dermaga.

Kapal yang bersandar saat itu, menurut surat pernyataan kesanggupan memperbaiki dermaga ditandatangani Dirut PT PHD, Irfan Dian Putra Lubis pada tanggal 29 September 2020 yang dikirim melaului pesan pendek telepon seluler menyebutkan, Kapal Sabuk Nusantara 111, panjang 68,40 m, lebar 12 m.

“Kami saat ini sedang mengalami kesulitan finansial dan saat ini kita sedang menjual aset di Paciran berupa sebidang tanah kurang lebih luas 21.099m2,” ungkap Pasetyo dan sudah menyampaikan hal tersebut kepada pihak pelabuhan.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Jawa Timur, Pelabuhan Paciran sendiri telah melayani kapal barang dengan beberapa komoditi, antara lain Limestone dengan tujuan Cilegon sebanyak 7.500 ton/bulan, Dolomithe dengan tujuan Palembang (Pupuk Sriwijaya) sebanyak 3.000 ton/bulan, dan Kalsium ke Kalimantan sebanyak 184 kontainer/bulan.

Dari layanan tersebut, kenaikan PAD pada 2019 mencapai Rp250 juta. Sedang pada 2020 mencapai Rp800 juta. Dalam satu kesempatan, Kepala Dishub Jatim Nyono menyebut, pembangunan dermaga 3 dan 4 pelabuhan Paciran sudah rampung sejak 2020. Terkait peningkatan kargo yang cukup signifikan, Nyono mengungkapkan bahwa dirinya berharap target PAD Rp. 1,5 M bisa tercapai pada tahun 2021.(oki)

No More Posts Available.

No more pages to load.