Dulu Dimarahi, Kini Paling Dicari

oleh -131 Dilihat
oleh
Bunda Tri, relawan Pendekar Biru.
Relawan Sosialisasi dan Edukasi Covid-10 Pendekar Biru

SURABAYA, PETISI.CO – Dering notifikasi media sosial (Medsos) WhatsApp tidak pernah berhenti selama 24 jam. Dengan sabar dan tulus untuk membuka setiap pesan dan sekaligus membalasnya. Itulah telepon seluler Sulastri, salah satu dari 154 anggota relawan sosialisasi dan edukasi Covid-19 PENDampingan olEh KAder adaptasi KeBIasaan baRU (Pendekar Biru) bentukan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

Sulastri merupakan wakil dari Kelurahan Margorejo, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya yang terpilih untuk bergabung di relawan Pendekar Biru yang semenjak akhir bulan Juni 2021 lalu.

Bersamaan dengan semaraknya program vaksinasi, telepon selulernya memang meriah dengan notifikasi WhatsApp. Kebanyakan notifikasi itu dari warga Kelurahan Margorejo berisi pesan info seputar pelaksanaan vaksinasi.

“Telepon seluler saya tidak pernah saya matikan alias selalu on 24 jam. Karena banyak warga saya yang menanyakan informasi seputar vaksinasi meliputi cara daftar, kapan, dimana dan siapa saja yang masuk jadwal divaksin dosis 1 maupun 2,” jelas ibu dari tiga putra.

Sebagai relawan Pendekar Biru, banyaknya pesan yang masuk merupakan salah satu indikator bahwa jerih payah selama menjadi relawan berjalan sesuai dengan harapan. Dimana sebagai relawan Pendekar Biru mempunyai tugas untuk melakukan sosialisasi dan edukasi tentang Covid-19 sudah mendapat tempat dan dibutuhkan warga se kelurahan.

Berbeda ketika Sulastri yang akrab dipanggil Bunda Tri bergabung dengan relawan Pendekar Biru di bulan Maret 2021 lalu. Begitu dilantik Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya, Bunda Tri yang terbiasa dengan kegiatan sosial langsung turun ke lapangan.

Namun, kehadirannya di masyarakat untuk sosialisasi dan edukasi Covid-19 sempat terjadi penolakan maupun gunjingan. Sebagian warganya juga ada yang marah ketika Bunda Tri yang saat itu sedang gencar sosialisasi tentang protokol kesehatan (prokes) dalam kehidupan sehari-hari.

“Awal melakukan sosialisasi memang ada masyarakat yang menolak dan marah. Saya sebagai relawan tetap untuk bersabar dalam memberikan pemahaman. Saya juga merasa tertantang untuk menyampaikan sosialisasi ini sebagai salah satu cara memutus rantai penyebaran Covid-19 seperti seruan dari pemerintah pusat,” ungkap Bunda Tri.

Sebagai upaya mensukseskan tugasnya, Bunda Tri digandeng pengurus RT/RW, kelurahan dan kebetulan lurahnya perempuan, serta tiga pilar. Bersama tim tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Hingga memasuki sosialisasi tentang vaksinasi, Bunda Tri bersama tim, masih menemukan banyak masyarakat yang belum sadar melaksanakan prokes dan tidak percaya dengan vaksinasi Covid-19. Padahal Bunda Tri sudah melakukan upaya sosialisasi kepada perkumpulan senam, PKK, melalui beberapa WhatsApp grup.

“Tidak pernah luntur untuk terus melakukan sosialisasi ini. Woro-woro terus dilakukan melalui grup WA atau saat ketemu di jalan,” imbuh Bunda Tri.

Masyarakat mulai melunak ketika serbuan vaksin Covid-19 yang dilakukan Pemkot Surabaya masuk ke kampung-kampung. Situasi pun berubah, dahulu Bunda Tri yang sebelumnya dimarahi warganya, kini paling dicari. Warga sangat membutuhkan informasi dari Bunda Tri mulai dari cara daftar untuk vaksin, jadwal, dan tempat untuk vaksin melalui WhatsApp.

“Alhamdulillah warga mulai sadar untuk mematuhi prokes. Bahkan warga juga sudah siap untuk menerima vaksinasi Covid-19,” tutur Bunda Tri lega.

Dengan bergabung relawan sosialisasi dan edukasi Pendekar Biru, Bunda Tri sangat bangga bisa menjadi membantu memutus rantai penyebaran Covid-19. Pertengahan Februari lalu kelurahanya menunjuk untuk bergabung dengan relawan ini. Bunda Tri sangat senang bisa dilantik sebagai relawan Pendekar Biru.

“Bergabung dengan relawan Pendekar Biru, saya banyak menerima pengetahuan tentang kesehatan dan mengenal sifat orang. Saya juga suka dengan kegaiatan-kegiatan sosial seperti ini,” akunya.

Meskipun menjadi relawan, Bunda Tri tidak pernah lupa utuk menerapkan 6 M (Memakai masker dengan benar, Menjaga kebersihan tangan, Menjaga jarak, Mengurangi mobilitas, Menjaga pola makan sehat dan istirahat cukup, dan Menjauhi kerumunan).

Setiap selesai melakukan sosialisasi, Bunda Tri juga membiasakan untuk langsung mandi keramas dan ganti baju bersih agar tidak ada virus corona yang menempel dan menular di keluargnya. “Beruntung sejak awal pandemi hinggga hari ini keluarga saya tidak terpapar Covid-19,” pungkas Bunda Tri. (cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.