Erick Thohir Sarankan KADIN dan Pemda Bentuk Tim Terkait Industri Garam

oleh -121 Dilihat
oleh
Menteri BUMN, Erick Thohir dalam acara talk show Madura Mandiri untuk Indonesia Maju

BANGKALAN, PETISI.CO – Selain bersilaturahmi dengan Pakar Sakera (Paguyuban Kerapan Sapi Madura), agenda Menteri BUMN, Erick Thohir di wilayah Kabupaten Bangkalan dilanjutkan dengan menghadiri Talk Show di Gedung PKPRI, Jalan KH. Lemah Dhuwur, Bangkalan pada Sabtu (18/06/2022) yang diselenggarakan oleh KADIN wilayah Madura.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri BUMN, Erick Thohir menyampaikan bahwa posisi Indonesia yang masih menjadi penonton dalam industri halal secara global. Sebabnya, kontribusi Indonesia sebagai produsen produk halal dunia tergolong masih rendah.

Padahal, kata Erick Thohir, sebagai negara yang memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekuatan yang potensial sebagai pemain utama industri halal global.

“Kita harus meningkatkan kapabilitas kita. Jangan di era dunia yang berubah, kita tertinggal. Kita hanya jadi penonton, ini banyak tanda-tandanya. Kita merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Tetapi kalau bicara industri halal, di 10 besar negara yang memproduksi produk-produk halal, Indonesia tidak masuk,” tuturnya.

Atas kondisi ini, Erick Thohir meminta seluruh elemen masyarakat untuk tidak saling menyalah-nyalahkan. Adapun yang terpenting, melakukan introspeksi diri dan membangun diri.

“Di 10 besar ada negara Amerika Serikat, Brasil, Taiwan. Sementara, tidak ada Indonesia. Ini salah siapa? Salah kita. Kita tidak boleh menjadi generasi yang terus menyalah-nyalahkan tanpa kita introspeksi diri, tanpa kita membangun diri, memang, waktu itu kita dibilang tidak mempunyai Bank Syariah yang besar, sepakat,” tegas Erick Thohir.

Menurut Erick Thohir, upaya membangun industri halal juga terus dilakukan pemerintah, antara lain dengan mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar bangkit setelah sebelumnya dihantam pandemi.

“Kita juga mendorong program ibu-ibu Mekar (membina ekonomi keluarga sejahtera) yang ada di desa-desa, pinjaman Rp 1 juta sampai Rp 4 juta tanpa agunan. Kenapa? Supaya bisa ikut menjaga pembangunan ekonomi keluarga dan menunjang pendidikan,” sambung Erick Thohir.

Untuk mendukung hal tersebut (Mekar) Erick Thohir menggabungkan BRI, Pegadaian dan PLN, sekarang kita menggabungkan yang namanya Mandiri Syariah, BRI Syariah, BNI Syariah menjadi satu yang namanya Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Dan pertama dalam sejarah Republik Indonesia, Kita punya Bank Syariah yang masuk 10 Bank terbesar di Indonesia, kita punya Bank Syariah yang masuk 10 Besar Bank terbesar di Indonesia,” Papar Erick Thohir yang disambut applaus oleh peserta Talk Show.

Terkait PT. Garam, usai talk show kepada media, Erick Thohir menyampaikan, Pemerintah pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat untuk mencari persamaan persepsi, bagaimana kita, industri garam ini kita perbaiki sama-sama.

Makanya tadi, KADIN bersama Pemerintah Daerah dan BUMN membikin tim kecil. Untuk duduk dan terbuka, apa yang bisa kita lakukan.

“Pertanyaannya, untuk garam, siapa off takernya, nah itu yang kita harus duduk bersama daripada aset-asetnya makrak, banyak contohnya,“ pungkas Erick Thohir.

Sementara itu, Harisandhi Sawari sebagai ketua pelaksana dari KADIN mengutarakan, talk show ini kita melibatkan HIPMI, GNIK terus Pemerintah Daerah masing-masing daerah, targetnya hanya ingin bagaimana kita bisa bersinergi dan berkolaborasi dalam pertumbuhan ekonomi yang ada di Madura.

“Dari berbagai problem yang dihadapi pengusaha, tentunya kita berharap bisa dicarikan jalan bagi mereka untuk perbaikan ekonomi yang ada,” tuturnya.

“Tadi pak Erick juga sosok yang solutif sehingga langsung membentuk tim tadi. Langkah selanjutnya kita bisa duduk bersama mencari jalan solusi untuk problem garam ini. Tentunya kita berharap agar Menteri BUMN bisa memberikan sesuatu yang luar biasa untuk peningkatan ekonomi yang ada di daerah dan ini akan dibahas pada acara-acara selanjutnya,” pungkasnya. (san)

No More Posts Available.

No more pages to load.