Fasilitas Rusunawa Jemundo Dirusak, Kepala Bakesbangpol: Pelakunya Pengungsi Afghanistan

oleh -189 Dilihat
oleh
Eddy Supriyanto saat diwawancarai wartawan dalam sebuah acara

SURABAYA, PETISI.CO – Sejumlah pengungsi internasional yang ditempatkan di rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Puspa Agro, Desa Jemundo, Sidoarjo merusak kantor manajemen Apartemen Sederhana (Aparna) akibat pemadaman listrik.

Fasilitas tersebut diduga dirusak oleh pengungsi dari Afghanistan yang berjumlah sekitar 18 sampai 20 orang. “Kasusnya sudah diproses pihak kepolisian,” kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jawa Timur (Jatim), Eddy Supriyanto di Surabaya, Jumat (14/12/2023).

Eddy mengakui adanya pemadaman dilakukan oleh PLN di rusunawan Puspa Agro. Pemadaman dilakukan karena tegangan listrik di rusunawa naik turun.

Hal itu memicu kemarahan pengungsi dari Afghanistan yang berujung pada pengrusakan fasilitas di rusunawa. “Itu (yang melakukan pengrusakan) imigran dari Afghanistan. Jumlah sebanyak 18 sampai 20 orang dan sudah diproses pihak kepolisian,” ungkapnya.

Namun, Eddy menampik bahwa, yang melakukan pengrusakan adalah pengungsi dari Rohingya seperti yang viral di media sosial. Di rusunawan Jemundo, ada sebanyak enam orang pengungsi dari Rohingya.

Dalam waktu dekat, mereka akan segera pergi ke negara ketiga. Antara lain, Kanada dan Selandia Baru. “Saya tidak tahu sejak kapan mereka (pengungsi Rohingya) tinggal di rusunawa,” ucap Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim ini.

Terkait kerusakan rusunawa, Eddy menyebut akan diperbaiki oleh The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) atau Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi. Selama ini, pengungsi di rusunawa, dibawah kendali langsung UNHCR dan juga Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI.

“Mereka (pengungsi) itu titipan dari UNHCR dan statusnya menyewa rusunawa untuk tinggal. Semua dibiayai oleh UNHCR. Mereka juga dapat uang makan bulanan dari UNHCR sebesar Rp1,2 juta per bulan,” paparnya.

Mengacu data Bakesbangpol Jatim, rusunawa Jemundo saat ini dihuni sebanyak 297 orang pengungsi. Terdiri dari, Afghanistan 227 orang, Eritrea satu orang, Iran 12 orang, Irak enam orang, Myanmar enam orang, Pakistan empat orang, Somalia 26 orang, Sudan 14 orang, Syrian Arab Republic satu orang.

Sementara dari Rohingya ada enam orang. “Kami terus melakukan pengawasan dan berkoordinasi dengan para pihak. Kita juga lakukan pemantauan dan himbauan, sosialisasi terkait mereka itu siapa. Di sana mereka (pengungsi) tidak menatap, tapi keluar masuk,” tandas Eddy. (bm)