Feeder Kian Sepi Peminat, DPRD Surabaya Minta Dishub Evaluasi

oleh -164 Dilihat
oleh
Angkutan umum Feeder Wirawiri Suroboyo

SURABAYA, PETISI.CO – Terhitung masih beroperasi selama tiga bulan sejak angkutan umum Feeder Wirawiri Suroboyo dilaunching oleh Pemkot Surabaya. Namun saat ini angkutan umum modern dan serba nyaman tersebut semakin kian sepi peminat.

Hal itu terungkap ketika DPRD Surabaya melakukan evaluasi bersama Pemkot melalui Dishub Surabaya, dalam rapat Pembahasan Raperda Kota Surabaya tentang Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas pada Kawasan Industri, Perdagangan, Perumahan dan Pemukiman, Kamis (06/07/2023).

Menurut William Wirakusuma, ST., M.Sc., selaku Anggota Komisi C DPRD Surabaya mengatakan, bahwa terkait sepinya peminat Feeder masih tetap dilakukan evaluasi. William pun menyadari, tidak semua rute yang dilalui oleh Feeder memiliki banyak peminat.

“Iya ini sudah ada evaluasi juga dari Dishub bahwa tidak semua rute memiliki banyak peminat,” katanya seusai rapat, Kamis (06/07/2023) sore.

William mengatakan, ada beberapa rute memiliki banyak peminat. Salah satunya adalah jurusan rute Benowo – Tunjungan PP. Sedangkan untuk bulan Mei saja total penumpang saat itu terhitung hingga 26.500.

“Kemudian yang kedua untuk rute yang ramai itu jurusan rute TIJ – Kedung Asem ada sekitar 8400. Nah untuk rute yang lain, kami meminta untuk tetap harus dilakukan evaluasi,” ucapnya.

William tidak menyangkal. Terkait sepinya peminat bisa saja dikarenakan jalurnya yang terlalu panjang. Atau bisa saja dikarenakan warga di rute tersebut tidak membutuhkan Feeder.

“Nanti usulan kami jika ada jalur lain yang membutuhkan Feeder, maka kami meminta dipindahkan saja rutenya kepada yang lebih membutuhkan. Karena selama ini, contohnya di jalan Penjaringan Sari hingga Gunung Anyar itu sebulan hanya sekitar 2000 penumpang. Itu kan minim sekali,” ungkapnya.

Dengan minimnya penumpang terutama rute yang tidak memiliki banyak peminat, William mengaku terus memonitoring perkembangan Feeder. Termasuk melakukan kajian dan menerima laporan perkembangan di setiap bulannya.

“Mungkin bisa saja jaraknya terlalu jauh. Sehingga warga malas naik karena harus memutar jauh dulu agar sampai ke tujuan. Atau memang warga disitu tidak membutuhkan Feeder,” ujarnya.

Sedangkan terkait sosialisasi, William mengatakan bahwa Pemkot telah gencar melakukan sosialisasi. Termasuk setiap kali agenda baksos yang digelar oleh Pemkot Surabaya.

“Masukan kami terkait sepinya Feeder, nanti rutenya akan dipindahkan. Atau mungkin juga ada alternatif lain. Karena tahun ini akan nambah dua rute baru untuk Feeder,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait keuntungan dan kerugian yang dialami oleh Pemkot Surabaya dengan adanya Feeder, William menjelaskan bahwa bukan itu inti permasalahannya. Karena dengan hadirnya Feeder, maka DPRD Surabaya berharap Pemkot dapat memberikan pelayanan transportasi umum yang terbaik bagi warganya.

“Sebenarnya kan Pemkot ini tidak mencari untung atau pun rugi, melainkan ini adalah suatu bentuk pelayanan transportasi umum untuk masyarakat. Namun apakah pelayanan ini efektif dirasakan masyarakat kebawah atau tidak? Kalau sepi kan berarti ada yang kurang, nah itu yang menjadi evaluasi,” katanya.

William mengatakan, untuk mengantisipasi sepinya peminat nanti akan dilakukan launching tiket fisik pra bayar yang dapat membeli sepuluh trip sekaligus.

“Sekali naik kan Rp 5000,- Sedangkan jika sekalian beli sepuluh ada potongan menjadi Rp 40.000,- dan itu masih dipertimbangkan,” tandasnya.

Di samping itu, William juga mengatakan akan ada tiket yang berlaku sekaligus untuk tujuh hari atau pun tiga hari. Juga tiket yang berlaku seminggu hingga sebulan yang dapat dibeli dengan harga yang lebih murah.

“Itu juga masih dipertimbangkan dan semuanya tetap melalui aplikasi,” pungkas William Wirakusuma, ST.,M.Sc., selaku Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia. (riz)

No More Posts Available.

No more pages to load.