MADIUN, PETISI.CO – Pemerintah Kota Madiun terus menekan laju inflasi sehingga upaya ini membuahkan hasil. Pihak Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat, inflasi daerah pada Mei lalu hanya sebesar 0,07 persen. Besaran itu terendah se-Jawa Timur.
“Inflasi terus kami tekan. Strategi berjalan baik,” ujar Wali Kota Madiun, Maidi usai mengikuti High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Madiun kemarin (6/6).
Menurut orang nomor satu di Pemkot Madiun ini, capaian inflasi terendah se-Jatim tersebut merupakan hasil dari penerapan strategi pengendalian kenaikan harga bahan pangan pokok (bapok) yang memicu inflasi.
Mulai program warung tekan inflasi hingga operasi pasar murah di sejumlah titik. Tak hanya itu, pemangkasan cost distribusi pasokan barang saat momen ramadan dan lebaran juga berdampak besar pada penekanan laju inflasi.
“Waktu ramadan dan lebaran harga barang naik semua. Sehingga, cost yang menjadi beban pasokan barang harus ditekan,” jelasnya.
Selain itu, tambah Maidi adalah langkah pemkot menggratiskan tarif retribusi pedagang ojokan dan parkir pasar tradisional. Strategi tersebut diberlakukan mengacu potensi gejolak kenaikan harga bapok pada momen ramadan dan lebaran. Hanya, pemkot mengorbankan pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi tersebut.
“Kami coba bebaskan semua retribusi dan ternyata hasilnya luar biasa. Hasil dirasakan semua masyarakat. Satu-satunya daerah yang berani menggratiskan retribusi saat itu hanya Kota Madiun,” klaim maidi. Menurutnya, Semua kami perhitungkan. Yang terpenting harga barang tidak bergejolak.
Meski demikian Maidi tak ingin berpuas diri. Langkah strategis yang sejauh ini telah berjalan bakal dipertahankan dan ditingkatkan. Sehingga, ketika terjadi gejolak kenaikan harga yang memicu inflasi, pemkot sudah memiliki pola dalam penyelesaiannya. (iya/adv)
