Gubernur Khofifah: Jatim Siap Hadapi Tantangan Krisis Pangan Dunia

oleh -195 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah sambutan di acara puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-42 Tahun 2022 Provinsi Jatim

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyatakan Provinsi Jatim bisa diandalkan sebagai Lumbung Pangan Nasional. Karenanya, dia optimis Jatim siap menghadapi tantangan krisis pangan dunia.

Hal itu disampaikan Khofifah dalam puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-42 Tahun 2022 Provinsi Jatim di Jatim Expo, Surabaya, Rabu (19/10/2020).

Arief Prasetyo saat diwawancarai wartawan

Bukan tanpa alasan, Khofifah menyebut bahwa ketahanan pangan Jatim hingga saat ini dalam posisi sangat baik. Bahkan, ketersediaan bahan pangan Jatim dalam kondisi surplus dan menjadi tulang punggung nasional. Utamanya untuk wilayah Indonesia bagian timur.

“Insya Allah Jatim tetap bisa menjadi lumbung pangan nasional. Terlebih, Data BPS terus terupdate dan koordinasi dengan kepala daerah juga terus kita lakukan,” katanya.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan data BPS tahun 2020 dan 2021 Jatim menjadi provinsi penghasil padi tertinggi nasional. Produksi padi Jatim di tahun 2021 mencapai 9,94 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

“Mudah-mudahan di tahun 2022 ini, produksi padi di Jatim masih tertinggi di Indonesia.Terimakasih kami sampaikan pada petani dan peternak atas kerja kerasnya maka hasil produksi pangan kita sangat signifikan,” ujarnya.

Dijelaskan, produksi daging sapi di Jatim juga menjadi yang tertinggi se Indonesia. Dengan populasi sapi  mencapai 5,1 juta ekor.Termasuk, produksi Ikan tuna di Jatim tercatat sebagai tertinggi nasional.

“Betapa penting menjaga ketahanan pangan. Bahkan menurut saya kita sudah waktunya masuk ke kedaulatan pangan. Maka menjaga produktivitas pangan harus maksimal kita upayakan,” tuturnya.

Untuk itu, sejalan dengan tema Hari Pangan Sedunia ke-42 tahun ini yaitu  ‘Leave No One Behind, Better Production, Better Nutrition, Better Environment, and  Better Life’, Khofifah mengajak memaknai faktor Better Production.

Untuk mencapai better production diperlukan dorongan di sektor pertanian untuk semakin meningkatkan performa dan produktivitasnya di wilayahnya masing-masing.

Sedangkan di Jatim, kondisinya adalah hasil panen petani Jatim masih bisa dimaksimalkan bahkan dengan kualitas padi premium  lagi jika terpenuhinya Alat Mesin Pertanian (ALSINTAN) canggih.

Untuk itu, Khofifah memberikan solusi khusus dengan pemberian _Grace Period_ dalam Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dikhususkan untuk pengadaan alsintan  petani.

“Kalau ada sektor yang bisa mendapat KUR dengan Grace Period. Selama empat tahun, maka sektor pangan terutama padi juga diharapkan bisa mendapatkan kesempatan yang sama,” katanya.

KUR yang dimaksud kali ini, lanjut Khofifah adalah untuk keperluan pemenuhan ALSINTAN yang hargan6a  cukup mahal bagi gapoktan secara umum. Diantaranya yaitu Harvester Dryer dan Rice Milling Unit (RMU). Maka, jika KUR-nya mendapat Grace Period akan sangat meringankan para petani dalam menyelesaikan cicilannya.

Dengan format pinjaman semacam ini, Khofifah sapaan akrab Gubernur Jatim ini mengaku optimis para petani bisa memenuhi kebutuhan alat-alat pertanian yang lebih canggih, yang tentunya bisa meningkatkan kualitas dan produktifitas  hasil panen petani.

Para petani ini, akan memiliki produksi yang lebih signifikan jika ada Harvester, Dryer dan RMU. Aehingga produknya bisa berkualitas premium.

“Apalagi, memang padi di Jatim pada dasarnya kualitasnya premium. Hanya karena keterbatasan alat seperti dryer, sehingga pengeringan kurang maksimal sehingga kandungan airnya sering masih cukup tinggi sehingga saat diolah pecahnya banyak maka kualitasnya jadi medium,” paparnya.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo mengaku takjub atas keberhasilan Jatim dalam surplus beras pada tahun 2021 lalu. Karena itu, dia menyampaikan apresiasi penuh atas kerja keras seluruh insan pertanian Jatim yang menjadikan Jatim sebagai pemasok pangan bagi 16 daerah lainnya.

“Kami ucapkan apresiasi setinggi-tingginya karena Jatim. Tidak hanya surplus beras tetapi juga menjadi pemasok pangan bagi 16 daerah lain,” ucapnya.

Dia optimis Jatim akan jauh dari krisis pangan. Namun, bukan menjadi alasan untuk tidak waspada. Untuk itu, demi menjaga ekosistem pangan Jatim yang sudah baik, pihaknya berkomitmen untuk menjaga keseimbangan di hulu dan hilir.

“Petani dan peternak harus untung, tetapi di hilirnya juga harus seimbang antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.

Pada kegiatan tersebut, Gubernur Khofifah juga menyerahkan penghargaan kepada enam Bupati/Walikota atas peran dan kepeduliannya dalam Ketahanan Pangan. Antara lain, Bupati Jombang Mundjidah Wahab di Bidang Diversifikasi Pangan, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani di Bidang Penguatan Ketahanan Pangan dan Bupati Magetan Suprawoto di Bidang Pemanfaatan Lahan Marjinal.

Selain itu, Bupati Jember Hendy Siswanto di Bidang Peningkatan Ketersediaan Pangan, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Bidang Pengembangan Tanaman Hortikultura dan Walikota Surabaya Ery Cahyadi di Bidang Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau.

Juga turut diserahkan Penganugerahan Kreasi dan Inovasi Teknologi Pertanian (Krenotek Tani) Tahun 2022 kepada lima orang petani andalan Jatim. Penghargaam diberikan atas inovasi para petani dalam membangun pertanian di Jawa Timur dalam rangka mewujudkan kedaulatan dan kemandirian pangan. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.