Hindari Covid-19 dengan Menjaga Diri, Keluarga, dan Negara

oleh -137 Dilihat
oleh
Mbah Hurip memasangkan masker kepada pemuda tanpa masker.

MALANG, PETISI.CORompi warna orange kombinasi warna hitam serta topi dengan atribut Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) selalu melekat di tubuh Hurip Agus Sutanto, sukarelawan Kota Malang. Kesibukan kerja selepas Subuh hingga sore menjelang adzan Maghrib, tidak membuatnya patah semangat untuk bergabung dengan Polsek Kedungkandang, Polres Malang Kota untuk melakukan operasi yustisi.

Usianya yang menginjak 61 tahun, namun aktif di setiap kegiatan sosial dan bergabung di sukarelawan BPBD Kota Malang. Tak kenal lelah dan tanpa pamrih, Hurip merupakan bagian dari penanganan dan mengurangi penyebaran Covid-19 di Kota Malang.

Menjaga diri, keluarga, dan negara dari serangan Covid-19 merupakan slogan Hurip yang akrab dipanggil Mbah Hurip.

Mbah Hurip menuturkan, untuk penanganan dan memutus rantai penyebaran Covid-19, pertama adalah menjaga diri kita. Salah satu cara agar tidak tertular Covid-19 dengan cara menerapkan protokol kesehatan (prokes) ekstra ketat.

“Intinya penyebaran itu bisa dihadapi dengan kesadaran kita untuk disiplin prokes agar tidak tertular,” jelas Hurip, sukarelawan BPBD sekaligus Sekretaris RW, Kelurahan Sawojajar, Kota Malang.

Apabila sudah menjaga diri kita, selanjutnya adalah menjaga orang-orang yang dekat seperti keluarga.

“Kita ajarkan kepada orang-orang dekat kita untuk disiplin prokes itu agar mereka tidak tertular. Alhamdulillah sampai hari ini saya tidak tertular,” imbuh Mbah Hurip ayah 2 putra dan 1 cucu.

Masih menurut Mbah Hurip, selama pandemi Covid-19 hanya menjalankan prokes ekstra ketat untuk melewati.  Untuk menjaga imun, Mbah Hurip hanya mengkonsumsi vitamin C dan bawang putih.

“Saya setiap pergi kemana-mana ya cuma membawa vitamin C dan bawang putih ini. Bawang putih selalu ada di kantong celana, sehingga begitu longgar akan saya kunyah meskipun rasanya ketar dan panas tetapi khasiatnya luar biasa untuk menambah imun tubuh,” tutur Mbah Surip.

Kemudian setelah menjaga diri kita dan keluarga, Mbah Hurip melibatkan diri menjaga negara dari serangan Covid-19.

Sejak serangan Covid-19 tahun 2020 lalu, Mbah Hurip sudah tergabung dalam penanganan Covid-19. Evakuasi pasien Covid-19 hingga pemakaman jenazah Covid-19 sudah dilaluinya tanpa pamrih.

“Saya melakukan ini secara ikhlas dan keluarga serta anak sangat mendukung. Sukarelawan tidak bisa dinilai dengan uang,” tandas Mbah Urip.

Sementara menurut Mbah Hurip, kendala yang dihadapi sebagai sukarelawan penanganan dan memutus rantai Covid-19, masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang Covid-19. Masyarakat masih tidak patuh prokes seperti memakai masker, cuci tangan di air yang mengalir dan masih berkerumun.

“Sebagai sukarelawan, saya hanya bisa memberikan imbauan secara humanis bersama TNI-Polri dan Satpol PP. Pemberian sanksi juga tidak sampai ke persidangan, hanya sebatas sanksi sosial dengan menyapu serta menghafalkan pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kami tidak akan kendor untuk terus memberikan imbauan kepada masyarakat,” tegas Hurip.

Mbah Hurip berharap kepada masyarakat untuk sadar bahwa meskipun Kota Malang sudah berada di level II tetapi Covid-19 masih ada. “Tetap menerapkan prokes ekstra ketat. Jangan sampai serangan Covid-19 ketiga datang lagi di Kota Malang,” pungkasnya. (cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.