Inovasi “Teropong Jiwa” Banyuwangi Raih Top 25 Kovablik Provinsi Jatim 2019

oleh -148 Dilihat
oleh
Gubernur Khofidah menyerahkan penghargaan kepada Azwar Anas.

BANYUWANGI, PETISI.CO – Prestasi gemilang kembali diukir Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi. Melalui program “Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa (Teropong Jiwa)”, Pemkab Banyuwangi meraih penghargaan Top 25 kategori kesehatan di ajang Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) se-Jawa Timur Tahun 2019.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, kepada Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, dalam acara penyerahan Penghargaan Top 25 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik se-Jawa Timur dan Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Perangkat Daerah Provinsi Jawa Timur di Surabaya, Selasa (3/12/2019).

“Terima kasih kepada Pemprov Jatim yang telah mengapresiasi kinerja Banyuwangi lewat penghargaan ini. Ini akan menjadi pelecut semangat kami untuk terus berinovasi menciptakan pelayanan publik terbaik,” kata Anas.

Dijelaskan, Teropong Jiwa adalah program pemberian terapi kerja bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Pasien ODGJ yang sudah stabil setelah menjalani serangkaian pengobatan, akan dilatih berbagai keterampilan kerajinan tangan sebulan sekali.

“Terapi kerja ini bertujuan agar pasien ODGJ tidak mengalami kekambuhan. Mereka bisa lebih fokus dan tidak mudah emosional,” ujarnya.

Teropong Jiwa digagas dan dilaksanakan di Kantor Puskesmas Gitik, Rogojampi, sejak 2017 lalu. Saat ini, ada 27 ODGJ yang dilatih di tempat ini. Mereka diajari membuat aneka kerajinan tangan, seperti miniatur kapal layar, lampu, gantungan kunci, tas belanja, dan aneka anyaman.

“Alhamdulillah, hasilnya memuaskan. Pasien ODGJ yang diterapi di sini menunjukkan progres yang menggembirakan. Rata-rata, emosi mereka semakin stabil dan kooperatif. Bahkan, dulu ada istri yang minta cerai karena suaminya ODGJ, sekarang rukun kembali,” imbuhnya.

Selain dilatih, lanjut Anas, Pemkab Banyuwangi juga membuat program keluarga asuh buat mereka. Yakni mencari keluarga yang mau menerima ODGJ yang sudah pulih untuk bisa menjadi bagian dari keluarga tersebut. Program ini khusus bagi ODGJ yang tidak mempunyai keluarga.

“Kami juga ada program Usaha Asuh, dimana pengusaha di sekitar wilayah puskesmas diajak bekerjasama untuk menampung ODGJ yang sudah pulih untuk bisa bekerja di tempak mereka. Misalnya saja di tempat usaha penggilingan beras dan yang lainnya,” pungkas Anas. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.