‘Insiden Maut’ Drama Kolosal Surabaya Membara

oleh -73 Dilihat
oleh
Kereta api saat melintas di viaduk, dan membuat penonton panik dan berjatuhan. (ist)

Tiga  Meninggal Dunia, Belasan Terluka

SURABAYA, PETISI.CO – Polrestabes Surabaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mengetahui penyebab jatuhnya penonton drama kolosal Surabaya Membara dari viaduk di Jalan Pahlawan Surabaya, Jumat (9/11/2018) malam.

“Kami baru selesai melakukan olah TKP di rel atas ini, di mana telah terjadi laka Kereta api yang diperkirakan dua orang meninggal dunia, enam orang luka-luka karena terjatuh,” kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi kejadian, kepada wartawan.

Kata Rudi, jika dilihat dari kondisinya, jembatan ini seharusnya tidak ada penonton, sehingga tidak ada korban ketika kereta api melintas.

“Saat kejadian itu ada kereta barang yang berjalan dari timur ke barat. Kita lagi cek kereta apa. Siapa masinisnya. Tapi korban yang meninggal itu satu perempuan dan satu laki laki,” tuturnya.

Dikatakan Rudi, keseluruhan korban saat ini telah dibawa ke rumah sakit PHC dan RSUD dr Soetomo, termasuk beberapa petugas BPB Linmas Kota Surabaya sudah berada di kamar jenazah RSUD dr Soetomo.

Disinggung jatuhnya korban dikarenakan terlalu penuhnya penonton drama, polisi dengan tiga melati di pundak itu membantahnya.

Menurut Rudi, kejadian murni penonton, karena penonton yang salah mengambil tempat. “Kelalaian penonton. Sejauh ini kami belum menemukan indikasi itu (kalalaian panitia, Red), nanti kita lakukan pendalaman. Ini memang ada perlintasan kereta api, tapi mereka tidak melihat dari situ,” ucapnya.

Kata Rudi, panitia sebenarnya sudah ada imbauan supaya di jalur kereta api tidak ada aktivitas bukan jalur orang beraktivitas.

Korban berjatuhan di bawah viaduk.(ssn)

Sementara, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga ikut membantu evakuasi belasan korban yang terjatuh dari viaduk di Jalan Pahlawan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, acara Surabaya Membara merupakan kegiatan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga Pemkot hanya sebatas membantu melakukan evakuasi.

“Tidak ada permintaan pengamanan dan kesehatan dari Pemkot Surabaya. Dari kami tidak ikut terlibat,” katanya, seperti dilansir antara.

Menurut Eddy, kejadian tersebut berawal dari penonton yang melihat Surabaya Membara dari atas viaduk yang berdekatan dengan rel kereta api. Namun, lanjut dia, pada saat kereta api melewati viaduk tersebut, belasan terjatuh dari atas viaduk.

Data sementara yang dihimpun atas kejadian tersebut yakni dua orang meninggal, 10 orang dilarikan ke RSUD Soewandhie, lima orang dilarikan ke RSUD Soetomo dan satu orang dilarikan ke RS PHC.

Kata Eddy,  pihaknya belum mengetahui data yang pasti, identitas korban yang meninggal dunia,  begitu juga dengan data korban yang mengalami luka-luka.

“Masih mengidentifikasi, karena kartu tanda penduduknya tidak jelas,” katanya.

Sementara, Humas PT KAI Daops 8 Gatut Sutiyatmoko  kepada wartawan mengatakan, kereta api tersebut sudah menjalani prosedur yang ditetapkan. Seperti membunyikan bel atau seruling lokomotif. Selain itu, kecepatan kereta saat itu hanya 15 kilometer/jam.

“Padahal kecepatan normalnya jika melintasi viaduk mencapai 30 kilometer/jam,” ujarnya.

Menurutnya, kereta api sudah membunyikan semboyan 35 atau seruling lokomotif, dan sudah berupaya mengurangi kecepatan sampai lebih kurang 15 km/jam.

Gatut juga mengakui jalur tersebut hingga kini masih aktif. Karana setiap harinya masih dilewati kereta penumpang ataupun barang.

“Jalur kereta api tersebut aktif setiap hari dilewati kereta penumpang dan barang,” lanjut Gatut.

Sementara, informasi yang diperoleh hingga ditayangkannya berita ini, ada tiga korban meninggal dunia. Dua korban meninggal dunia ada di Rumah Sakit Dr Soetomo, dan seorang korban meningal ada di RS Soewandi.(bs)