IT Telkom Manfaatkan Teknologi Robot Untuk Lindungi Para Ksatria Kesehatan

oleh -67 Dilihat
oleh
Penampakan robot services isolation room ketika diuji coba di Balai Kota Surabaya.

SURABAYA, PETISI.CO – Institute Teknologi (IT) Telkom Surabaya melakukan sebuah inovasi dengan memanfaatkan teknologi robotik untuk meminimalisir terpaparnya tenaga kesehatan (nakes) akibat virus Corona.

Robot yang di beri nama robot services isolation room nantinya berfungsi untuk mengantarkan makanan pasien Covid-19 yang menjalani masa isolasi di Rumah Sakit. Selain itu, robot tersebut juga bisa dikembangkan menjadi courier (pengantar) dan picker (pengambil) baju pasien.

Menurut keterangan Rektor IT Telkom Surabaya Tri Arief Sardjono, kebaradaan robot itu setidaknya dapat meminimalisir resiko tenaga medis yang bertugas merawat pasien Covid-19.

“Robot ini juga dilengkapi air cooler, selain itu bisa untuk mengantarkan makan terus bisa dikembangkan mengantar baju bersih dan mengambil baju kotornya pasien,” kata Arief ketika diwawancara oleh wartawan petisi.co di Balai Kota Surabaya, Kamis  (9/4/2020).

Sedangkan untuk sarana komunikasi, robot itu juga dilengkapi oleh web cam dan tab yang dapat menghubungkan antara nakes dan pasien.

“Kameranya bisa melihat ke sekitar. Jadi, setidaknya meminimalisir pertemuan antara pasien dan tenaga kesehatan,” ungkapnya.

Robot itu dikendalikan dengan remote kontrol dan memanfaatkan sinyal wifi, namun hal tersebut masih dikembangkan kembali. Mengingat, terkadang sinyal wifi bisa hilang sehingga robot ini tidak akan bertungsi.

“Wifi kan kadang itu sinyal lemot atau hilang, jadi saya masih memikirkan cara lain apa bila tidak ada koneksi. Sekarang robot ini akan kami sempurnakan terlebih dahulu,” jelasnya.

Diperkirakan, total biaya pembuatan satu unit robot tersebut mencapai angka Rp 50-75 juta. Tetapi untuk Pemkot, IT Telkom memberikannya secara gratis. “Kalau biayanya sih sekitar Rp 50-75 jutaan, ya untuk beli part-partnya semua,”  ucapnya.

Ditemui di tempat yang sama, menurut salah satu mahasiswa bernama Indra Stata mengungkapkan, ia merasa senang dan termotivasi ketika terlibat langsung dalam proses produksi robot tersebut. “Iya senang bisa jadi satgas kemanusian kalau disebutnya,” kata Indra.

Proses pembuatannya sendiri memakan waktu sekitar 2-3 minggu dan dikerjakan oleh tim yang berjumlah 7 mahasiswa dan 6 dosen pendamping.

Indra juga berharap agar pandemi Covid-19 ini bisa segara berakhir, sehingga tidak ada lagi tenaga kesehatan yang gugur dalam tugasnya.

“Iya segera berakhir supaya tidak ada korban lagi, baik itu tenaga kesahatan atau pun masyarakat,” pungkasnya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.