Jabat Hampir Dua Tahun, Gubernur Khofifah Sabet 83 Penghargaan

oleh -198 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah menerima penghargaan KPI.

SURABAYA, PETISI.CO – Presiden Joko Widodo secara resmi melantik Khofifah Indar Parawansa sebagai Gubernur Jawa Timur (Jatim) masa jabatan 2019-2024 di Istana Negara, Jakarta pada Rabu (13/2/2019).

Pasca pelantikan, sejumlah gebrakan lantas digelorakan oleh Khofifah untuk membawa Jatim menjadi lebih baik. Tak heran, sejumlah penghargaan akhirnya berhasil diraih oleh Khofifah.

Terbaru, Khofifah berhasil menerima penghargaan dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kategori Pemerintah Daerah Peduli Penyiaran. Penghargaan dari KPI ini merupakan penghargaan ke-83 yang diterima Khofifah selama memimpin Jatim.

Jika dirunut sejak pertama kali dilantik hingga sekarang, maka, rata-rata dalam sebulan, Khofifah menerima empat penghargaan. Artinya, dalam seminggu sekali, Ketua Umum PP Muslimat itu menyabet satu penghargaan.

Penghargaan pertama kali yang diterima Khofifah ketika awal menjabat Gubernur Jatim adalah Penghargaan Wanita Satu Digit. Penghargaan itu diterima pada 6 Maret tahun 2019 di Kota Batu.

Penghargaan ‘Perempuan Satu Digit’ diberikan kepada Gubernur Jatim karena dinilai mampu menurunkan angka kemiskinan di Indonesia hingga di bawah 10 persen melalui sejumlah programnya

Untuk penghargaan KPI, diterima langsung oleh Khofifah dari Ketua KPI Pusat, Agung Suprio, di Gedung Perpustakaan Nasional Jakarta pada Kamis (10/12/2020).  Penghargaan ini menjadi kebanggaan bagi Jatim karena menjadi satu-satunya pemerintah daerah yang menerima penghargaan.

“Penghargaan ini menjadi pelecut sekaligus motivasi bagi Pemprov Jatim untuk terus bersinergi dan berkolaborasi dengan lembaga penyiaran dalam menyukseskan pembangunan di Jatim,” kata Khofifah.

Gubernur Khofifah menerima penghargaan KPI.

Mantan Menteri Sosial ini menyebut, peran media massa sangat vital dalam mengawal kebijakan. Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, peran media dalam penanggulangan wabah sama pentingnya dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

“Selain berperan sebagai alat sirkulasi informasi program dan kebijakan serta kabar antar daerah, media juga berperan mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mencegah dan memutus rantai penyebaran Covid-19,” paparnya.

Terlebih, lanjutnya, selama pandemi banyak simpang siur informasi bahkan hoax yang beredar di masyarakat. Justru medialah yang menjadi benteng penangkal isu maupun kabar hoax tersebut guna mencegah kepanikan masyarakat.

“Harus kita akui literasi digital masyarakat Indonesia masih harus ditingkatkan. Sementara hoax banyak beredar di media sosial. Tugas media kemudian menangkal maupun meluruskan disinformasi tersebut,” tuturya.(bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.