Jadi Desa Devisa, Pengrajin Batik Gedog Berharap Bisa Merajai Pasar Internasional

oleh -161 Dilihat
oleh
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Bupati Tuban saat mengunjungi galeri batik Melati Sekar Mandiri milik Nanik Hari Ningsih di Desa Margorejo Kec. Kerek - Tuban

TUBAN, PETISI.CO – Pengrajin Batik Gedog di Kabupaten Tuban bangga desanya terpilih menjadi Desa Devisa Jawa Timur dan berharap batik khas Bumi Ronggolawe bisa merajai pasar Indonesia maupun mancanegara.

Nanik Hari Ningsih, pengrajin batik dan tenun Gedog asal Desa Margorejo mengaku bangga dan bersyukur atas capaian tersebut. Melalui proses kurasi yang dilakukan oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) selama beberapa bulan, telah membuat desanya terpilih menjadi Desa Devisa.

“Tim LPEI melihat proses awal sampai akhir dalam kita memproduksi batik tulis dan tenun gedog. Dari tanam kapas sendiri, membuat benang, sampai proses menenun dan membatik,” kata Nanik, Jumat (18/11).

Pemilik galeri batik Melati Sekar Mandiri ini mengungkapkan, sudah banyak masyarakat yang tau tentang tenun gedog, namun masih butuh eksplorasi untuk jenis fashion yang ditawarkan untuk konsumen.

Saat ini para pengrajin sudah adaptif dengan perkembangan fashion, mulai dari motif hingga bentuk karya, sehingga banyak yang tertarik. Untuk hal tersebut, pelatihan yang diberikan oleh LPEI dan Pemprov Jatim sangat membantu pengembangan pola pikir para pengrajin.

“Kami dapat pelatihan terkait pemasaran, seperti bagaimana, jenis media apa dan lewat kerjasama seperti apa agar pasar kita lebih meluas,” kata Nanik.

Awal November lalu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa didampingi Chesna F. Anwar Direktur Pelaksana Bidang Hubungan Kelembagaan LPEI meresmikan enam desa devisa di Jawa Timur. Dua diantaranya adalah Desa Batik dan Tenun Gedog di Kabupaten Tuban, yaitu Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek.

Gubernur Khofifah mengaku optimistis akan mampu meningkatkan kinerja ekspor di Jatim utamanya dari pengusaha yang berbasis UMKM. Sehingga, dalam waktu yang sama akan bisa meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.

“Melalui Program Desa Devisa ini, bisa kita petakan dan prioritaskan wilayah yang memiliki produk unggulan sejenis, atau produk complementer. Sehingga dapat saling memperkuat dan menguatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” terang Khofifah saat meresmikan enam Desa Devisa Baru di Jawa Timur pada gelaran East Java Export Festival di Hotel Novotel Samator Surabaya, Selasa (1/11).

Keenam Desa Devisa tersebut yaitu Desa Parengan (Tenun Ikat) di Kab. Lamongan, Desa Punjung (Olahan Jahe) di Kab. Pacitan, Desa Minggirsari (Kendang Jimbe) di Kab. Blitar, Desa Ngubalan (Kerajinan Akar Jati) di Kab. Ngawi dan dua Desa Batik dan Tenun Gedog di Kab. Tuban yaitu Desa Margorejo dan Desa Kedungrejo. (awb)

No More Posts Available.

No more pages to load.