Jatim Tertinggi Jumlah Nakes Meninggal di Indonesia, Ini Kata dr Joni

oleh -103 Dilihat
oleh
Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi.

SURABAYA, PETISI.CO – Ketua Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi menegaskan, tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar Covid 19 belum tentu menangani pasien Covid-19 secara langsung. Bahkan, diduga nakes terinfeksi Covid-19 dari rumah.

Penegasan itu disampaikan dr Joni dalam menanggapi tingginya jumlah nakes di Indonesia akibat terpapar Covid-19 yang dirilis Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Dari Maret hingga pertengahan Desember 2020, terdapat 363 tenaga kesehatan (nakes) meninggal dunia akibat terpapar virus asal Wuhan, China itu.

Dari 363 nakes meninggal itu, terdapat 202 dokter dan 15 dokter gigi, dan 146 perawat. Jawa Timur (Jatim) menjadi provinsi dengan jumlah tenaga kesehatan (nakes) terbanyak yang meninggal akibat Covid-19 yakni 86 orang. Terdiri dari 41 dokter, 2 dokter gigi dan 43 perawat.

Disusul DKI Jakarta sebanyak 57 tenaga medis yang terdiri dari 31 dokter, 5 dokter gigi dan 21 perawat. Kemudian Sumatera Utara sebanyak 27 tenaga medis yang terdiri dari 24 dokter dan 3 perawat.

Dr Joni membandingkan dengan jumlah nakes meninggal di RSUD dr Soetomo. Nakes di RSUD dr Soetono kecil kemungkinan terpapar Covid-19. Sebab, mereka dalam menangani pasien selalu mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

“Di RSUD dr (nakes yang terinfeksi Covid-19) justru yang tidak berada di ruang isolasi khusus,” tegasnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (16/12/2020).

Di sisi lain, dr Joni menyebut Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebut, hampir 2-3% nakes meninggal dunia akibat Covid-19. Namun itu terjadi pada negara-negara yang angka komorbiditasnya tidak tinggi.

“Di kita komorbiditasnya kan tinggi. Hipertensi, diabetes. Ini pembelajaran buat kita semua. Di luar negeri kematian (nakes) juga komorbid,” papar Direktur RSUD dr Soetomo ini.

Terkait lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Jatim, dr Joni menyatakan, hal itu akibat adanya momentum libur panjang. Setidaknya, dalam catatannya ada tiga even libur panjang yang membuat lonjakan kasus. Diantaranya, Idul Fitri, perayaan 17 Agustus dan libur Maulid Nabi.

Sekitar seminggu hingga tiga minggu setelah libur tersebut, terjadi lonjakan kasus. Ini bukti ada penurunan penerapan protokol kesehatan saat liburan.

“Untuk itu, Pemprov Jatim terus mengingatkan agar masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak atau 3 M,” tandasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.