Kasus Covid-19 Naik, Pemprov Jatim Digelontor 50 Ribu Rapid Antigen

oleh -97 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah dan dr Herlin Ferliana menunjukkan dus yang berisi alat Rapid Antigen.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) menerima bantuan 50.000 Rapid Antigen dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Nantinya, 50.000 Rapid Antigen tersebut, akan dibagikan ke seluruh Kabupaten/Kota di Jatim.

“Ini berkat ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang menelepon BNPB untuk meminta bantuan Rapid Antigen,” kata Kepala Dinas Kesehatan dr Herlin Ferliana saat proses penyerahan Rapid Antigen dari BNPB di Gedung Negara Grahadi, Rabu (16/12/2020).

Dijelaskan, Rapid Antigen ini adalah alat dengan tingkat keefektifan lebih tinggi dibandingkan rapid antibodi. Keefektifan Rapid Antigen ini hingga 85 persen. Hasilnya juga keluar lebih cepat.

Jika menggunakan swab Polymerase Chain Reaction (PCR) membutuhkan waktu paling cepat satu hari untuk mengetahui hasilnya, tapi dengan Rapid Antigen ini cukup dengan satu hingga dua jam saja.

“Mudah-mudahan dengan adanya Rapid Antigen ini bisa lebih cepat untuk melakukan penanganan Covid-19 di Jatim,” harapnya.

Rapid Antigen ini, lanjutnya, difokuskan pada orang-orang yang memiliki kontak erat. Tujuannya untuk memutus rantai penularan Covid-19. “Cara kerja alat ini hampir sama dengan swab PCR. Masyarakat bisa mendapatkan di Puskesmas, rumah sakit rujukan maupun Dinas Kesehatan Kab/Kota,” ungkapnya.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegaskan Covid-19 ini belum selesai. Maka dari itu ia tidak henti-hentinya untuk menerapkan protokol kesehatan yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.

“Nah untuk Rapid Antigen ini sifatnya untuk screening, untuk percepatan mengetahui kasus Covid-19,” tuturnya.

Saat ditanya terkait vaksin Covid-19, Khofifah mengaku menunggu keputusan dari pusat. Meski demikian ia mengaku sudah menyiapkan vaksinatornya. “Sudah ada 2404 vaksinator bersertifikat, Programmer tiap kabupaten/kota ada dua orang. Sehingga ketika vaksin datang kita sudah siap,” tuturnya.

Mantan Menteri Sosial ini mengaku ada enam zona merah di Jatim karena masyarakat yang mulai longgar menerapkan protokol kesehatan. Setiap sore, dia melakukan diskusi dengan Forkopimda hingga Kabupaten/Kota untuk penanganan Covid-19.

“Salah satu upaya yang kami lakukan adalah meresmikan rumah sakit darurat Ijen Boulevard di Malang, sebenarnya bulan September Oktober lalu mau kita resmikan. Tapi karena kasus Covid-19 terus melandai akhirnya kita tunda. Nah sekarang kok meningkat lagi akhirnya kami menganggap perlu untuk adanya rumah sakit ini,” jelasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.