Jumlah Kebakaran Non Bangunan di Surabaya Meningkat Hingga September 2022

oleh -70 Dilihat
oleh
Kepala Dinas PMK Surabaya, Dedi Irianto

SURABAYA, PETISI.CO – Kepala Dinas PMK Surabaya, Dedi Irianto menyatakan bahwa tahun ini kebakaran di Kota Pahlawan meningkat. Kebakaran ini terjadi terutama saat musim kemarau, dan  banyak terjadi di lahan terbuka hingga menelan korban jiwa.

“Untuk lingkungan sekarang ini, memang siklus kejadian kebakaran setiap kali musim kemarau pasti ada kenaikan. Tapi untuk tahun ini luar biasa, kejadian di musim kemarau tahun ini peningkatannya cukup signifikan, terutama non bangunan,” ungkap Dedi saat konferensi pers di gedung Kominfo, Kamis (29/9/2022).

Dedi mengungkapkan, untuk jumlah sementara hingga bulan September ini, sudah ada 549 kasus kebakaran di Surabaya. Sedangkan dari tahun 2019 ke 2021 menurun. Pada tahun 2019 terdapat 944 kejadian kebakaran, tahun 2020 turun menjadi 684 kejadian dan tahun 2021 terdapat 644 kejadian.

“Tinggal sisa 3 bulan ini yang harus kita jaga bener. Ini tinggal 100 kejadian saja, padahal musim kemaraunya masih panjang,” ujarnya.

Ia mengatakan, kelalaian masyarakat hingga menyebabkan kebakaran ini kemungkinan ada sejumlah masyarakat yang tidak menyadari apa yang dilakukan. Contohnya, membakar sampah, serta masih banyak asumsi masyarakat yang menganggap bahwa sampah dikumpulkan di satu titik, kemudian dibakar maka tidak akan ada apapun terjadi.

Padahal efeknya, lanjutnya, jika membakar sampah, selain melanggar UU juga berbahaya jika tidak ditunggu atau langsung ditinggal begitu saja setelah membakar. Kemudian, orang tersebut tidak mengetahui arah angin dan angin kencang. Seperti kejadian beberapa hari lalu, seorang laki-laki di Medokan Semampir tewas terbakar usai membakar alang-alang.

“Jadi saat dia bakar, gatau kalau angin larinya ke dia, itukan di tanggul mau naik susah. Ada kejadian seperti itu pada pensiunan PNS, mungkin karena larinya kalah cepat sama rambatan apinya, sehingga meninggal. Artinya itu yang tidak dipahami masyarakat. Kadang dikira bakar-bakar biasa aja ditungguin nanti tambah besar dimatikan gapapa. Kadang kalau sudah besar, anginnya besar, ditinggal,” kata Dedi.

Sementara pada kejadian kebakaran sejak tahun 2019 hingga saat ini, angka kebakaran yang berhasil dipadamkan oleh warga ada peningkatan sekitar 50 persen. Hal ini, berarti saat petugas PMK datang, api sudah dipadamkan warga. Ada yang menggunakan apar, ada yang disiram sendiri.

“Kita di lokasi cuman pengecekan, kita punya thermal untuk mengecek suhunya dibalik tembok. Angka meningkat, karena kita rajin sosialisasi dan warga sudah mulai aware dan tahu cara memadamkan dan sebagainya. Jadi tahun kemarin itu, awalnya yang dipadamkan warga itu sekitar 20 sekian persen. Kemudian naik menjadi 40 sekian persen, sekarang sudah hampir 50 persen yang berhasil dipadamkan warga,” paparnya.

Untuk unit sarana prasarana di PMK Surabaya, terdapat 78 kendaraan, mulai roda dua sampai roda enam belas.

“Roda dua ada walang kadung dan walang kekek, mobil tempur ada SCBA khusus untuk isi ulang oksigen, ada skylift, mobil tangga dan phyton yang membawa selang dan bisa mengambil sumber air,” pungkas Dedi. (dvd)