Untuk Sanitasi Akses Jamban Bersih
BONDOWOSO, PETISI.CO – Kabupaten Bondowoso menempati peringkat terakhir dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur untuk sanitasi berupa akses jamban bersih.
Hal ini dicetuskan oleh Kasi Penyehatan Lingkungan P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Edy Basuki, pada acara percepatan Desa ODF (Open Devication free), Jumat (13/12/2019) Pendopo Kabupaten.
Menurutnya, Kabupaten Bondowoso bersaing dengan Kabupaten Situbondo yang berada di urutan 37. Dan ini menujukkan bahwa akses sanitasi di Bondowoso masih sangat buruk. Kondisi ini tergantung dari kebijakan dukungan politis maupun pendanaan yang dipimpin oleh Kepala Daerah masing-masing.
“Makanya kami berpesan kepada kepala desa terpilih agar segera mempercepat akses sanitasi untuk warganya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bondowoso, Moh. Imron melalui Sekretaris Achmad Ghazali, menyebutkan, salah satu upaya percepatan pencapaian akses sanitasi dan air bersih dan deklarasi ODF bagi desa yang dinyatakan sudah Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Kegiatan ini untuk mengapresiasi Kepala Desa atas kerja kerasnya dalam mewujudkan desa ODF.
“Penyelenggaraan percepatan desa ODF sekaligus mendeklarasikan 20 desa yang sudah diverifikasi oleh tim dinas kesehatan dan pihak-pihak lainnya,” ucapnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Kesehatan Bondowoso, sampai akhir 2019 desa ODF di Kabupaten Bondowoso berjumlah 59 desa dan kelurahan. Capaian akses jambanisasi pada tahun 2019 di Bondowoso mencapai 63,98%, artinya lebih besar target dari 2019 dan bahkan melampaui target 2020.
Akses jamban tertinggi di Bondowoso untuk tingkat kecamatan diraih oleh Kecamatan Ijen, dengan capaian desa ODF mencapai 100 %. Sedangkan akses jambanisasi terendah berada di Kecamatan Pujer yang masih mencapai 32,5 %.(tif)