Kapolsek Pakal Berikan Wawasan Kebangsaan Mahasiswa UWP

oleh -106 Dilihat
oleh
Kapolsek Pakal saat memberikan materi wawasan kebangsaan.

SURABAYA, PETISI.CO – Menanamkan rasa cinta tanah air dan membela bangsa, sangatlah penting, bagi para pemuda pemudi penerus bangsa dan pelajar di sekolah.

Kapolsek Pakal Kompol Subagyo S.Sos, memberikan materi Wawasan Kebangsaan (Wasbang) terkait pencegahan Terorisme, Radikalisme dan Intoleransi, kepada mahasiswa di Universitas Wijaya Putra (UWP) di Jl. Raya Babat Jerawat, Surabaya, Rabu (5/9/2018).

Kegiatan pengenalan atau pengertian tentang Wawasan Kebangsaan (Wasbang) tersebut, diikuti kurang lebih 150 mahasiswa dari berbagai fakultas dengan didampingi Kepala Biro dan Ketua Penyelenggara Kegiatan, Suprayoga SE. M.S.i, beserta para dosen pembimbing.

Dalam Wasbang tersebut, Kapolsek Pakal Kompol Subagyo S.Sos, pertama memberikan materi pemahaman tentang terorisme, yang harus diketahui terlebih dahulu.

Pengertian terorisme adalah perbuatan seseorang atau kelompok, menggunakan kekerasan, ancaman, yang menimbulkan rasa takut terhadap objek vital, strategis vital dan fasilitas umum, semuanya hingga suasana mencekam.

Contoh bom yang terjadi di Surabaya, bomnya baru meletus tiga sudah menimbulkan rasa takut, maka kelompok atau pelaku tersebut bisa dikatakan terorisme, karena unsurnya terpenuhi.

“Padahal bom itu ada dua puluh lima yang disita oleh Polisi,” ungkapnya.

Kapolsek Pakal foto bersama mahasiswa.

Untuk itu, pihak Kepolisian bekerja sama dengan yang lain selalu memerangi terorisme, karena dampak yang ditimbulkanya membuat rasa takut. Kalau dibiarkan terus menerus, maka perekonomian akan menjadi lumpuh.

Oleh sebab itu, untuk kita semua perlu kepedulian kepada lingkungan kita, karena itu sang ayah sang ibu peduli terhadap anaknya, kemudian peduli terhadap lingkungannya dan tetangganya, jika lingkungan tersebut individunya tinggi maka terorisme akan mudah masuk karena kurang pengawasan.

Kemudian bagaimana cara untuk mengetahui dan mengenali terorisme, tujuan utama mereka menghendaki untuk menggantikan NKRI, dan dasar lambang negara kita, yaitu Pancasila dan UUD 1945.

Jika ada di sekitar kita bisa dilihat, apakah mereka bisa atau mau menghormati bendera merah putih, atau bisa dan mau menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan mau melakukan upacara.

“Kalau hal tersebut mereka ndak mau melakukan semuanya, maka patut diduga itu teroris, karena terhadap lambang lambang simbol negara kita sudah ndak mau lagi,” kata Subagyo.

Kemudian radikalisme adalah, paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan perubahan, secara drastis dan secara kekerasan dengan pemahaman yang mengacu pada pondasi agama yang mendasar, dan memaksakan terhadap kelompok lainnya.

“Padahal negara kita ini adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila, dan Undang Undang Dasar 1945. Namun paham radikal menghendaki satu agama saja, padahal negara kita ini Bhineka Tunggal Ika,” paparnya.

Selanjutnya intoleransi ini adalah kesimpulannya, artinya kita semua tidak memiliki tenggang rasa atau tepo sliro, karena perubahan perubahan akhirnya kita lupa maka dari itu namanya intoleransi, untuk itu harus ditumbuhkan kembali agar tidak terkikis.

Jadi didalam kehidupan berbangsa di negara kita ini, tidak ada istilahnya berbeda beda ras, tapi berbeda beda tetapi tetap satu.

“Tidak ada istilahnya Aceh itu negara sana, yang pasti adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

Setelah penjabaran oleh Kapolsek Pakal, dilanjutkan tanya jawab, serangkaian pertanyaan dilontarkan oleh para mahasiswa saat itu. Diantaranya, bagaimana caranya mahasiswa bisa ikut bela negara, suka duka menjadi seorang Polisi, dan lain sebagainya.

Sebelum acara ditutup Kapolsek Pakal Kompol Subagyo S.Sos, memberikan motivasi dan semangat kepada para peserta, dengan bertanya. Siapa kita, Indonesia, apa idiologi kita Pancasila, apa tujuan kita? Kesatuan, NKRI, Harga Mati.(bah)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.