KAPT Jatim: Program “Tol Langit” Jokowi Merupakan Sebuah Keniscayaan

oleh -88 Dilihat
oleh
Sekjen KAPT Jatim, Bambang Joedo Pramono

SURABAYA, PETISI.CO – Komunitas Alumni Perguruan Tinggi (KAPT) Jatim, relawan pendukung capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin menilai Tol Langit yang menjadi program kerja Jokowi merupakan sebuah keniscayaan. Pasalnya, saat ini masyarakat hidup di era revolusi digital 4.0.

“Palapa Ring oleh capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin disebut sebagai Tol Langit. Ini memang sebuah keniscayaan karena saat ini masyarakat hidup di era revolusi digital 4.0,” kata Sekretaris Jenderal, KAPT Bambang Joedo Pramono usai acara Seminar Nasional Revolusi Industri 4.0 Indonesia yang digelar oleh KAPT Jatim di Hotel Wyndham, Surabaya, Sabtu (23/3/2019).

Menurutnya, masyarakat hidup di era revolusi digital 4.0 ini ditandai dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan gadget dan tingginya penetrasi internet. Nah, perkembangan internet ini harus dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. “Jangan hanya digunakan untuk hiburan saja,” ucapnya.

Mengacu laporan riset Digital in 2019, jumlah pengguna internet di Indonesia,  di awal 2019 diperkirakan mencapai 56 persen dari total jumlah penduduk yang sebanyak 268 jiwa. Namun, Jumlah tersebut tahun ini akan meningkat pesat seiring dengan meluasnya penggunaan gadget dan selesainya proyek penggelaran kabel fiber optic Palapa Ring yang menyambungkan jaringan internet ke seluruh wilayah Indonesia.

Saat ini, lanjut Bambang, Palapa Ring Paket Barat sudah selesai 100 persen dan on air pada Maret 2018. Lalu Palapa Ring Paket Tengah sudah selesai 100 persen dan kini memasuki masa uji kestabilan sistem. Sedangkan Palapa Ring Paket Timur sudah mencapai sekitar 88 persen.

Ada 57 kabupaten/kota yang akan dilalui jaringan Palapa Ring. Palapa Ring Paket Barat menjangkau lima kabupaten/kota, Palapa Ring Paket Tengah 17 kabupaten/kota, dan Palapa Ring Paket Timur meliputi 33 kabupaten/kota. “Infrastruktur (Palapa Ring) sudah ada. Tinggal ke depan mengembangkan SDM-nya,” tandasnya.

Sementara itu, berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, jumlah pengguna internet di Indonesia yang mengakses layanan aplikasi percakapan (chatting) masih mendominasi sebesar 89,35 persen. Kemudian, pengguna media sosial 87,13 persen, pencarian (search engine) 74,84 persen, membeli barang 32,19 persen, dan menjual barang 8,12.

Yang paling kecil adalah layanan perbankan (internet banking) 7,39 persen. “Salah satunya program pemerintah ke depan yang konsentrasi dengan pengembangan SDM. Ini agar keberadaan internet bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat,” tuturnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.