Kematian Beberapa Ekor Ternak Sapi di Bondowoso, Terjawab Sudah

oleh -92 Dilihat
oleh
Tim medis dari kesehatan hewan Bondowoso saat investigasi.

BONDOWOSO, PETISI.CO – Teka-teki matinya beberapa ekor ternak sapi milik warga Desa Sumber Dumpyong, Kecamatan Pakem, terjawab sudah. Hasil pemeriksaan yang dilakukan tim Kesehatan Hewan Bondowoso, menyatakan, bahwa kematian ternak warga disebabkan TYPANI/BLOAT alias perut kembung dan bukan karena virus atau penyakit yang mengkhawatirkan.

Hal ini dicetuskan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso, Syaifullah pada petisi.co, Minggu (7/6/2020) melalui telepon selulernya.

“Sejak turun ke lokasi, tim dari kesehatan hewan sudah mengira kematian sapi itu bukan karena penyakit yang membahayakan,” jelasnya.

Tim tadi melaporkan, dari hasil pengujian kematian sapi tersebut, disebabkan ada kebiasaan memberikan nasi sisa.

“Sapi yang selamat karena dilakukan penanganan dengan Trocar ditusukkan pada lambung,” katanya sambil mengimbuhkan, rencana tindak lanjut, akan dilaksanakan penyuluhan dialokasi pada hari Kamis antara koordinator dengan masyarakat.

Untuk diketahui, nama-nama korban dan waktu kejadian, Naden alias Pak Yanto, Dusun Bayur, RT 04/RW 02, sapinya mati bulan Februari 2020. Hatep alias Pak Rumyati, Dusun Bayur, RT 03, sapinya mati pada 6 Juni 2030.  Fauzen alias Pak Roy, Dusun Bayur, RT 04 RW 02, sapinya selamat, kejadian bulan Februari 2020. Agus Salim, Desa Sumber Dumpyong, RT 02 RW 01, sapinya mati.

Sapi milik korban bernama Hatep alias Pak Rumyati Dusun Bayur RT 03, yang mati mendadak saat dievakuasi.

Karim alias Pak Dewi, Desa Sumber Dumpyong, sapinya mati pada 20 Mei 2020. Misdewi alias Pak Yuli, Dusun Sempol, Desa Sumber Dumpyong, sapinya mati, pada bulan Februari dan Buhar alias Pak Rasu, Dusun Jeruk, RT 13, Desa Sumber Dumpyong, sapi bisa diselamatkan, pada kejadian 26 Mei 2030. (tif)

No More Posts Available.

No more pages to load.