BONDOWOSO, PETISI.CO – Prima alias Mak Kusni, nenek 87 tahun warga Desa Dawuhan Kec.Tenggarang, salah satu contoh potret kemiskinan dari puluhan warga miskin Desa Dawuhan, yang sudah puluhan tahun, tanpa memiliki anak, menempati sebuah rumah sangat tidak layak huni.
Mak Husni ketika ditanya tentang kebutuhan hidupnya tiap hari di rumahnya, dia mengaku, makan setiap hari dari sisa panen padi di sawah yang dikumpulkan selama 5 hari, mendapatkan sekitar 5 Kg.
Dari padi yang sudah dikumpulkan itu lalu dijemur hingga kering, setelah itu digiling hingga jadi beras.
Sementara, untuk beli lauk pauk, terpaksa jual beras sesuai yang dibutuhkan. “Paling sedikit 1/5 Kg beras yang dijual,” tuturnya.
Lanjut Mak Husni, rumahnya diperbaiki oleh tentara (TNI), sehingga dia merasa terharu dan bahagia. Sebab rumah yang dulunya tidak layak ditempati, “Kini rumah saya dibangun tembok,” ujarnya.
Bhabinsa Desa Dawuhan Serda Nengah di rumah Mak Kusni mengatakan, dirinya baru saja ditempatkan di Koramil 0822 Tenggarang dengan tugas baru sebagai Bhabinsa Desa Dawuhan.
“Setelah melihat kondisi ini, saya merasa prihatin melihat kondisi rumah Mak Husni dan puluhan warga miskin lainnya diharapkan pemerintahan di desa bisa memikirkan warga miskinnya,” harapnya.
Kondisi yang cukup miris ketika melihat lantai rumah Halimatus di RT 7 berlantai tanah.
Melihat lantai rumah Halimatus ini, selayaknya pemerintaham desa setempat bisa memperhatikan kondiisi warga miskin.(cip)