Kenalkan Kedalaman Ilmu Ulama Indonesia Melalui Pameran Naskah Kuno

oleh -134 Dilihat
oleh
Gubernur Khofifah melihat turots yang dipamerkan

SURABAYA, PETISI.CO – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pameran dan Seminar Naskah Kuno Karya Ulama Indonesia bisa memasifkan keilmuan ulama Jatim dan Nusantara kepada masyarakat.

Hal itu, disampaikan Khofifah pada menutup Pameran dan Seminar Naskah Kuno Karya Ulama Indonesia, Jumat (22/12/2023) malam. “Kegiatan ini juga diharapkan bisa membuka kesadaran pemilik-pemilik turots untuk mengizinkan Pemprov Jatim melestarikannya,” tambahnya.

Kegiatan yang bertema “Ulama Indonesia : Warisan Intelektual dan Kontribusinya Terhadap Peradaban Islam dan Perdamaian Dunia” ini telah digelar selama dua hari. Dimulai sejak Kamis 21 dan ditutup 22 Desember 2023 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

“Salah satu tantangan kita selama ini untuk mencari, mengumpulkan, dan melestarikan turots-turots yang tersebar, seringkali tidak mendapat izin dari pemiliknya. Padahal, turots-turots tersebut terkandung keilmuan yang luar biasa dan telah mendunia,” ujarnya.

Selama memimpin Jatim, Khofifah memberi atensi lebih pada pelestarian naskah-naskah kuno, khususnya karya para ulama Indonesia pada umumnya dan Ulama Jawa Timur pada khususnya. Pemikiran-pemikiran para ulama Indonesia memiliki kedalaman ilmu yang luar biasa.

“Melalui turots atau manuskrip itu kita bisa memahami, mendalami, dan mengetahui betapa ulama-ulama kita kedalaman keilmuannya luar biasa. Rata-rata pemikirannya sangat moderat, pemikirannya bisa membangun keberseiringan dengan pertumbuhan budaya setempat,” paparnya.

Menurutnya, kedalaman keilmuan ulama-ulama bahkan telah diakui dunia. Kitab-kitab berisikan pemikiran-pemikiran dari Syaikh Mahfud At-Tarmasi, Syaikh Nawawi Al-Bantani, dan Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan dijadikan kurikulum S3 di Timur Tengah.

“Waktu kita pameran di Riyadh, Al Darah, lembaga kearsipan di sana menyampaikan bahwa kitab-kitab Syaikh Mahfud At-Tarmasi menjadi kurikulum S3 di sana. Begitu pula Syaikh Nawawi Al-Bantani, dan Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Khofifah terus mendorong Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur untuk melakukan pencarian, pengumpulan, restorasi / preservasi, hingga alih media. Proses pencarian tersebut. “Tidak hanya terbatas di Jatim saja namun juga ke berbagai wilayah bahkan belahan dunia,” tegasnya.

Dalam pameran tersebut, terdapat 210 naskah kuno yang telah dialih media menjadi digital, 10 naskah asli, dan 25 naskah dummy. Naskah tersebut merupakan karya sembilan Ulama Indonesia.

Mereka antara lain,  Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikhana Muhammad Kholil Bangkalan, Syaikh Mahfud At-Tarmasi dan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari. Lalu ada juga KH. Faqih Maskumambang Gresik, Syekh Ihsan Jampes, KH. Abu Fadhol Senori, KH. Ahmad Rifai Kalisalak serta KH. Soleh Darat.

Karya-karya mereka yang ditampilkan salah satunya seperti Kitab Annas Al-Muttaqin, Kitab Nahwu, Kitab Mukhtasr Fi Fanni Al-Balghah Wa Tawabi’iha, Kitab Tauhid, Kitab Faraidh, Siraj At Tholibin, Nadham serta kitab tentang Ilmu Fiqih.

Mantan menteri sosial itu mengapresiasi rencana UINSA yang akan membangun Turots Center dan pengkajian turots di level magister. Hal ini menjadi bentuk penguatan pelestarian turots yang tersebar.

“Ini menjadi proses untuk bisa membangun penguatan dan proses dokumentasi yang lebih komprehensif, makin banyak, makin memungkinkan kita untuk kembali menggali, mengumpulkan, menerbitkan, dan mendistribusikan, serta terus bisa memberikan pembelajaran,” tandasnya.

Dalam acara tersebut, Gubernur Khofifah juga memberikan Buku Kumpulan Kompilasi Naskah Kuno Karya Ulama Jatim yang telah dicetak oleh Disperpusip Jatim kepada Rektor UINSA Prof. Akh. Muzakki dan Direktur Pascasarjana UNISMA Prof. H. M. Mas’ud Said.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim Tiat S. Suwardi menyampaikan bahwa dalam upaya pelestarian naskah kuno karya Ulama Indonesia dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov Jatim dilakukan secara Inisiasi, Kolaborasi dan Inovasi (IKI).

Dimana untuk pelaksanaan kegiatan ini, pihaknya berkolaborasi dengan stakeholder yang terkait, yaitu dengan UINSA dan Nahdlatut Turots, serta berinovasi dengan terus melakukan langkah-langkah pelestarian. Kemudian melakukan diseminasi informasi terkait kandungan naskah kuno yang kami lestarikan.

Pada tahun ini, Disperpusip Jatim telah mengalihmediakan 111 naskah kuno yang tersebar di berbagai wilayah. “Ini berkat kolaborasi kami dengan Masyarakat, Pondok Pesantren, Museum serta OPD Kabupaten/Kota. Dan melalui aplikasi Khas Jatim, Masyarakat dapat mengakses serta mengambil informasi naskah-naskah yang kami miliki,” tandasnya. (bm)