Kenapa Disebut Bulan Penuh Barakah dan Maghfirah?

oleh -1093 Dilihat
oleh

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

SEBAGAI seorang muslim yang masih terpanggil menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ini, seyogyanya tak menyia-nyiakan waktu dengan sedikit melakukan amaliyah-amaliyah yang bisa membuahkan ganjaran kebaikan dari Allah. Karena sesungguhnya hal ini akan membuat kita merugi.

Pasalnya, bulan Ramadan adalah bulan yang penuh barakah dan bulan penuh ampunan. Yang demikian ini sesungguhnya banyak diyakini oleh umat Islam. Oleh karenanya dalam satu bulan ini banyak sekali orang yang berlomba-lomba menjalankan ibadah untuk mendapatkan keberkahan dan maghfirah (ampunan) dari Allah.

  1. Ramadan bulan penuh keberkahan

Dasar dari keyakinan umat Islam yang mengatakan bulan Ramadhan itu bulan penuh keberkahan. Sebagaimana sabda nabi Shalallahu Alayhi Wasallam : “Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah…”  (HR. Ahmad)

Di dalam hadits lain dinyatakan antara lain :  “Amalnya orang berpuasa, akan dilipatgandakan, Doanya orang berpuasa, dikabulkan; dan dosanya orang berpuasa, diampuni.”

Seperti yang diketahui bahwa berkah itu artinya tambahnya kebaikan. Nah, Ramadhan adalah bulan penuh keberkahan.

Bukti lain terkait bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah ada pada surat al-Qadr ayat 3. Isi dari ayat tersebut yakni keberadaan satu malam di bulan Ramadhan yang nilainya sama dengan seribu bulan. Sebagaimana firman Allah yang berbunyi, “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”  (QS. Al-Qadr : 3)

  1. Ramadan Maghfirah, bulan penuh ampunan

Penyebutan Ramadhan sebagai bulan penuh ampunan itu berdasarkan hadist dari Rasulullah Shalallahu Alayhi Wasallam yang berbunyi, “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan  keikhlasan, akan diampuni segala dosa-dosanya”.  (HR. Bukhori-Muslim)

Sudah jelas bahwa bulan Ramadhan merupakan “bulan amnesti /pengampunan” besar-besaran. Maghfiroh/ampunan sesungguhnya termasuk kebutuhan penting setiap manusia, Karena dalam sebelas bulan yang lalu mungkin tidak terpikirkan  betapa banyak kita mengerjakan kemaksiatan dan kelalaian yang itu terhitung dosa. Di antara yang sering kita lakukan yakni :

– Melalaikan sholat dan puasa (mendahulukan yang lain atau bahkan meninggalkannya sama sekali).

– Jarang membaca Al Qur’an dan bershalawat. Bahkan mulut kita gunakan untuk mengobrol yang tak jelas, menggunjing orang lain, melukai hati orang atau terbiasa mengeluarkan kata-kata kotor.

– Lupa bersyukur akan nikmat Allah yang demikian banyak.

– Jarang beramal, seperti menolong fakir miskin atau orang tua /saudara/ kerabat yang kekurangan dan butuh bantuan

– Banyak melakukan maksiat-maksiat lainnya : durhaka /melawan  orang tua, sering dusta, makan /minum yang haram; perbuatan tidak berkata baik  dalam pergaulan, mencari rizki dengan cara-cara kotor  dan tidak terpuji, dan lain sebagainya.

Jadi pada intinya, mungkin begitu banyak dosa yang telah kita lakukan, baik sebagai hamba Allah, sebagai anak, sebagai orang tua, sebagai suami /istri, sebagai tetangga, sebagai buruh, sebagai majikan, pejabat/ pimpinan dan sebagainya.

Oleh karena itulah kita butuh “maghfirah”. Namun  patut dicatat, bahwa “maghfirah” itu hanya bisa diraih lewat puasa dan shalat yang dilakukan dengan “iimanan wah tisaaban”. Maksudnya yaitu dilakukan dengan penuh kesungguhan /keyakinan (iman). Di tambah dengan penuh kesabaran/keikhlasan, semata-mata mencari ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

fimdalimunthe55@gmail.com

No More Posts Available.

No more pages to load.