MADIUN, PETISI.CO – Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun melalui Kesbangpoldagri melaksanakan kegiatan pembinaan dan pemantapan pembauran kebangsaan dalam rangka mewujutkan Kabupaten Madiun yang aman, sejahtera, mandiri dan beraklaq, Kamis (27/9/2018), di pusat pemerintahan (puspem) Mejayan Kabupaten Madiun.
Dalam kegiatan ini dihadiri sekitar 230 orang, terdiri dari Muspika , Tiga Pilar plus, BPD dan Ketua RT se-Kecamatan Mejayan, dengan menghadirkan narasumber dosen Fakultas Hukum Umer Madiun, Mudji Raharjo dan Herianto, mewakili etnis Tiongha, sebagai pengurus Forum Pembauran Kebangsaan Kabupaten Madiun.
Kegiatan ini terlaksana atas dasar program kerja Kesbangpoldagri tahun 2018 dengan maksud dan untuk membangun sinergisitas semua elemen masyarakat dan unsur masyarakat, dalam upaya mendukung terwujutnya Kabupaten Madiun yang aman, mandiri, sejahtera dan beraklaq. Selain itu juga untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Acara ini dibuka Kepala Kesbangpoldagri Kebupaten M adiun Drs Agus Budi Wahyono M.Si. Dalam sambutannya, Agus Budi Wahyono mengatakan, di Caruban merupakan pusat Pemerintahan Kabupaten Madiun.
“Untuk itu kita tidak bisa menghindar bahwa kemajemukan fluralisme sudah menjadi tuntutan dan pembauran etnis di wilayah Madiun berjalan baik,” kata Agus..
Agus menambahkan, pemetaan kerawanan tahun 2018 telah dilalui dengan aman dan kondusif pasca Pilkada dan Suroan Agung.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan oleh nara sumber Mudji Rahajo dari Fakultas Hukum Umer Madiun tentang Multikultur, Fluralisme dan Bhineka Tunggal Ika.
“Kita hidup dalam masyarakat majemuk beragam budaya, suku bangsa, ras, agama dan beragam kepercayaan. Keberagaman adalah kurnia indah yang pantas disyukuri dan kebinekaan adalah khas Indonesia yang sudah kita lalaui bertahun-tahun, mengapa sekarang menjadi masalah ?,” kata Mudji Raharjo dalam pemaparannya. (har)
