Ketua Golkar Jatim: Pemerintah Harus Selamatkan Pendidikan Anak Yatim Korban Covid-19

oleh -74 Dilihat
oleh
Ketua DPD Partai Golkar Jatim, M Sarmuji.

SURABAYA, PETISI.CO – Pandemi Covid-19 memunculkan banyak problem. Diantaranya, memaksa anak menjadi yatim piatu ketika salah satu atau kedua orang tua mereka meninggal akibat virus Corona ini.

Lalu bagaimana tanggapan Ketua DPD Golkar Jawa Timur (Jatim), sekaligus Anggota Komisi Xl DPR RI, M. Sarmuji mengenai hal ini.

“Saya minta pemerintah memberikan beasiswa bagi anak yatim yang orang tuanya meninggal karena Covid-19,” ucapnya kepada wartawan di Surabaya, Senin (9/8/2021).

Menurutnya, pendidikan adalah fase untuk menambahkan kecakapan dalam perkembangan kehidupan manusia. Selain itu, pendidikan merupakan sarana yang sangat penting bagi mobilitas vertikal masyarakat.

“Kehilangan kesempatan belajar berarti kehilangan kesempatan dalam mobilitas vertikal, kehilangan kesempatan untuk memperbaiki taraf hidup. Bagi anak yang kehilangan orang tuanya, malah bisa mengalami penurunan taraf hidup di masa depan jika pendidikannya tidak terperhatikan,” jelasnya.

Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-76 adalah momentum sangat tepat untuk memberikan perhatian kepada mereka. Pemerintah harus hadir untuk menyelamatkan pendidikan anak Yatim korban Covid-19.

“Kondisi ekonomi yang masih belum pulih seutuhnya ditambah dengan kehilangan orang tua menjadi ancaman tersendiri bagi siswa untuk terus melanjutkan pendidikan,” ujarnya.

Jika pemerintah memberikan beasiswa bagi anak-anak yatim yang orang tuanya meninggal karena Covid-19, maka mereka masih bisa mengakses pendidikan walaupun kondisi ekonomi masih belum stabil sepenuhnya.

“Selain berfokus pada penyiapan pembangunan infrastruktur dan teknologi pengajaran di masa pendemi, pemerintah juga harus memikirkan bagaimana nasib anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid,” ungkapnya.

Cak Sar, panggilan akrap Sarmuji, menyebut bahwa ancaman dari ketiadaan akses pendidikan bagi anak usia sekolah akan menimbulkan permasalahan sosial di kemudian hari seperti pekerja usia dini dan pernikahan di bawah umur.

“Untuk itu pemberian beasiswa ini bukan saja untuk menjaga akses pendidikan bagi anak tetapi menyelamatkan satu generasi di masa mendatang,” tegas Ketua Ikatan Alumni Universitas Jember (KAUJE) ini. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.