Ketua Stikosa-AWS: Remas Bakal Menjadi Agent of Change Indonesia

oleh -61 Dilihat
oleh
Ketua Stikosa-AWS, Meithiana Indrasari bersama Ketua DMI Surabaya Arif Afandi. usai penandatanganan MoU
DMI Surabaya dan Stikosa-AWS Gelar Pelatihan Dakwah Digital

SURABAYA, PETISI.CO – Remas bakal menjadi agent of change nya Indonesia. Remas harus ikut mengawal Indonesia akan dibawa kemana. Hal itu disampaikan Ketua Stikosa-AWS, Meithiana Indrasari dalam pelatihan dakwah digital kerja bareng Pengurus Daerah (PD) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Surabaya dengan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya (Stikosa-AWS), Senin (11/4) sore.

Mei, sapaan akrab Meithiana Indrasari mengatakan, sangat gembira bisa berkolaborasi dengan DMI Surabaya menyelenggarakan pelatihan dakwah digital ini. Ia mengungkapkan bahwa remas adalah para calon pemimpin Indonesia di masa datang.

Foto bersama dengan peserta pelatihan dakwah digital

Mei mengaku kaget ternyata respon remas mengikuti pelatihan dakwah digital sangat antusias. Terbukti, beberapa hari setelah informasi pelatihan disebar, remas banyak yang mendaftarkan diri.

Dengan alasan pandemi Covid-19 belum berakhir, jumlah peserta kemudian dibatasi. “Tapi jangan khawatir, kita siap menggelar pelatihan-pelatihan lagi untuk gelombang atau periode berikutnya,” paparnya.

Melalui pelatihan ini, perempuan ini berharap para remas memiliki pengetahuan tentang cara membuat konten digital, terutama untuk keperluan dakwah. Ia juga menginginkan para remas ikut memerangi hoax yang banyak ada di media sosial yang dibalut dengan konsep dakwah.

Sementara itu, sebelum pelatihan digital dilakukan, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara DMI Surabaya dengan Stikosa-AWS. MoU ini pada prinsipnya adalah kesiapan kedua belah pihak untul saling berkolaborasi dalam pembinaan remas demi pemberdayaan umat.

Pelatihan ini gratis dengan sasaran adalah para remaja masjid (remas) se-Kota Pahlawan digelar di ruang multimedia kampus Stikosa-AWS dan menghadirkan Wakil Ketua III Stikosa-AWS Athok Murtadlo sebagai narasumber. Ia memberikan materi tentang pembuatan konten digital di media sosial yang bisa digunakan sebagai media dakwah.

“Dakwah itu kan tidak harus mengaji atau mengajarkan Alquran. Kita membuat konten tentang bagaimana merawat tempat wudlu agar tetap bersih, itu juga dakwah,” ungkap Ketua DMI Surabaya Arif Afandi.

Ia menjelaskan di era transformasi digital banyak platform yang sudaj dibuat oleh banyak orang. Arif Afandi mengibaratkan platform digital itu ibarat keranjang dan siapa saja bisa mengisi keranjang tersebut.

“Kalau keranjangnya disii buah busuk, maka satu keranjang akan ikut berbau busuk. Sebaliknya, kalau diisi buah yang bagus dan wangi, maka satu keranjang juga akan wangi,” jelasnya.

Lalu siapa yang bisa mengisi platform digital? Arif Afandi menyatakan semua orang bisa menjadi content creator. Sebab dengan era digitalisasi, menjadikan akses semua orang untuk mempublikasikan sesuatu dan menciptakan konten, menjadi luar biasa.

“Kalau dulu yang bisa membuat mungkin hanya wartawan, atau cenemator. Sekarang semua bisa jadi artis, bisa jadi wartawan dengan konten berbagai platformnya,” jelas dia.

Berangkat dari itu, DMI Surabaya menginisiasi ada pelatihan dakwah digital. “Maka mari jadikan platform itu sebagai dakwah,” ujarnya.

“DMI ingin mengajak remas. Mari niat ingsun berdakwah. Sehingga masjid tidak hanya tidak hanya menjadi tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat peradaban,” imbuh Arif Afandi. (cah)

No More Posts Available.

No more pages to load.