Khofifah-Emil Unggul di Pilgub Jatim, Kris Nugroho: Investasi Politik Telah Terbangun

oleh -1751 Dilihat
oleh
Pengamat Politik Universitas Airlangga Dr. Kris Nugroho, MA

Risma dan Luluk Hadapi Tantangan Berat

Surabaya, petisi.co – Persaingan dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2024 semakin ketat dan menarik. Pasangan petahana Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak diprediksi unggul, sementara pasangan Tri Rismaharini-Gus Hans dan Luluk-Lukman menghadapi tantangan besar untuk mengejar popularitas dan suara dengan waktu yang terbilang singkat.

Pengamat Politik Universitas Airlangga Dr. Kris Nugroho,  MA menyebut, pasangan Khofifah-Emil memiliki peluang besar untuk mempertahankan posisi mereka sebagai petahana, dari dukungan mesin partai besar serta jaringan non-partai yang kuat.

“Ya persoalan tidak sekadar mesin partai pengusung, misalnya Gerindra, Demokrat, Golkar kemudian partai-partai yang lain ya, tapi ini persoalan bagaimana mesin politik bergerak yang didukung oleh jaringan non-partai,” ujar Kris Nugroho kepada petisi.co, Senin (07/10/2024) petang.

Kekuatan media sosial juga disebutnya sebagai faktor strategis yang memainkan peran penting dalam mempertahankan elektabilitas Khofifah-Emil.

Kris menambahkan, sebagai gubernur dan wakil gubernur yang menjabat, Khofifah dan Emil telah membangun “investasi politik” melalui kunjungan rutin ke kabupaten dan kota di seluruh Jawa Timur.

Tantangan Risma-Gus Hans

Meskipun Tri Rismaharini memiliki rekam jejak yang kuat sebagai mantan Wali Kota Surabaya dan Menteri Sosial, tantangan terbesar bagi pasangan Risma-Gus Hans adalah memperluas jaringan politik di luar PDIP.

“Kekuatan Risma tidak hanya bertumpu pada PDIP saja. Masalahnya adalah bagaimana Risma dan Gus Hans itu melakukan ekspansi yang tidak hanya bergantung pada jaringan PDIP,” jelas dosen Ilmu Politik Universitas Airlangga tersebut.

Dalam waktu kampanye yang terbatas, pasangan ini harus bekerja keras untuk memperluas jangkauan di daerah-daerah yang belum maksimal. Wilayah strategis seperti Jawa Timur bagian timur, termasuk Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Jember, sangat penting untuk dimanfaatkan dengan baik.

Kris juga menyoroti potensi Risma di Madura, di mana PDIP berhasil meraih suara tertinggi pada pemilu legislatif 2024. Risma harus memperkuat jaringan di Madura, mengingat peran ketokohan tokoh agama (Toga) dan tokoh masyarakat (Tomas) sangat penting dalam memengaruhi pilihan pemilih di Madura.

Luluk-Lukman Hadapi Tantangan Berat

Sedangkan pasangan Luluk-Lukman, menurut Kris, menghadapi tantangan berat dalam memperkenalkan diri kepada pemilih Jawa Timur.

Luluk, yang sebelumnya terpilih sebagai anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Tengah, kurang dikenal di kalangan pemilih Jawa Timur.

Meski PKB memiliki jaringan partai yang kuat, totalitas dukungan dari partai tersebut terhadap pasangan ini masih belum terlihat secara maksimal.

“Tantangan berikutnya itu adalah totalitas PKB itu belum terlihat. Misalnya bagaimana politisi dalam PKB mendukung dan turun mendampingi Luluk Lukman, ini penting juga,”  tambah Kris Nugroho.(rin)



No More Posts Available.

No more pages to load.