Kinerja Lurah Babat Jerawat Diprotes Warga, Ini Tanggapan Pjs Wali Kota Surabaya

oleh -7986 Dilihat
oleh
Pjs Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani menjawab pertanyaan wartawan petisi.co

Surabaya, petisi.co – Pjs Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani menanggapi permasalahan terkait protes yang dilakukan oleh tokoh  warga di  Kelurahan Babat Jerawat Kecamatan Pakal kepada pejabat di Kelurahan Babat Jerawat.

Dalam pernyataannya, Restu Novi menyampaikan, bahwa  Asisten 1 Pemerintah Kota Surabaya sedang dalam pengawasan untuk semua kecamatan dan kelurahan.

“Forkopimda kita kuatkan untuk penyelesaiannya. Di bawah Asisten 1, itu tidak hanya di Kelurahan Babat Jerawat, namun juga semua kecamatan dan kelurahan di seluruh kota Surabaya,”  ujar Restu Novi, kepada wartawan petisi.co, Selasa (15/10/2024).

Novi menjelaskan, saat ini sudah ada Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam),   yang rutin dilaksanakan di setiap wilayah. Dalam forum itulah Pemkot akan memproses laporan atas kinerja dari setiap ASN, termasuk di tingkat kecamatan dan kelurahan.

BACA JUGA :Hadiri Jalan Sehat Warga PBI, Eri Cahyadi Janji Lanjutkan Pembangunan Surabaya Lebih Baik

“Segala permasalahan yang timbul, selalu kita antisipasi dan selesaikan. Jadi kita istilahnya sudah pasang sekrup untuk penyelesaiannya,” ujarnya.

Eri Cahyadi mendengar curhatan tokoh warga Surabaya barat, saat hadiri jalan sehat di PBI.

Seperti diberitakan sebelumnya, saat  Eri Cahyadi menghadiri jalan sehat di Perumahan Pondok Benowo Indah (PBI) Kelurahan Babat  Jerawat Kecamatan Pakal, Minggu (13/10/2024), beberapa warga menghadang  Eri Cahyadi untuk memberi kritikan dan mempertanyakan program yang belum terealisasi.

Diantaranya protes yang disampaikan Dhani Nartawan SH, MH, tokoh  warga Surabaya barat. Dhani meminta, jika Eri Cahyadi kembali memimpin Kota Surabaya untuk kedua kalinya, supaya mengganti Lurah Babat Jerawat dengan pejabat yang lebih baik.

Dhany yang juga Penasehat LPMK Kelurahan Babat Jerawat menyebutkan,  jika Lurah Babat Jerawat  kurang transparan dan kurang harmonis dengan mitra kerja lainnya.

Eri Cahyadi mengacungkan jempul setelah mendengar keluhahan warga Surabaya barat, yang menuntut Lurah Dicopot.

Semua ini dibuktikan, kelurahan sering  tidak melibatkan LPMK dalam setiap kegiatan maupun pengambilan kebijakan.  Diantaranya adalah dana kelurahan (dakel), yang nilainya mencapai Rp 3 miliar.

“Pengelolaan  Dakel selama ini kurang transparan, tanpa ada diskusi atau perundingan bersama LPMK. Kami tidak pernah diajak rembugan dalam pengelolaan dana tersebut,” protes Dhani.

Padahal, lanjut Dhany, lurah-lurah sebelumnya selalu berkoordinasi dan erat hubungan silaturahmi bersama LPMK.

“LPMK sekarang itu punya integritas dalam pembangunan kota. Kami juga berjuang bagi warga wilayah kami, akan tetapi seakan kami tidak dianggap oleh lurah sekarang,” pungkas Dhany.(dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.