KOPDARBAIK Bahas Stunting di Bondowoso

oleh -82 Dilihat
oleh
Direktur Informasi Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dari Kemenkominfo RI, Wiryanta saat hadiri acara KOPDARBAIK

BONDOWOSO, PETISI.CO – Stunting menjadi salah satu isu strategis nasional.  Berdasarkan catatan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Wilayah Kabupaten Bondowoso, menjadi salah satu daerah dengan angka prevalensi stunting yang tinggi di Jawa Timur.

Hal ini paparkan oleh Direktur Informasi  Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, dari Kementerian Komunikasi, dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo RI), Wiryanta, usai membuka acara Kopi Darat Baik (KOPDARBAIK), dengan tema ‘1.000 Hari Terbaik’, Sabtu (3/11/2018) di Orilla Cafe.

Seraya menyebutkan, berangkat dari kondisi ini,  Kemenkominfo bersama Good News From Indonesia (GNFI), sudah sharing berbagai hal tentang stunting pada puluhan generasi milenial di Bondowoso melalui sejumlah narasumber.

“Seperti, Prof. dr. Merryana Andriani, Ahli Gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat , Universitas Airlangga (Unair), Wahyu Aji CEO GNFI, dan Adhitya Putri Soeprapto, seorang influencer, serta Ketua penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan dan Keluarga (PKK) kabupaten Bondowoso, Siti Maimunah Salwa Arifin, dan Wakilnya, Evy Susilawati,” sebutnya.

Isu stunting ini, imbuh dia,  menjadi pekerjaan bersama semua lintas sektor, bukan hanya Kementerian Kesehatannya. Termasuk kominfo, dan kementrian lainnya.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin mendorong masyarakat, khususnya 10 desa prioritas di Bondowoso, untuk mengubah sikap dan perilaku menjadi lebih sehat dan bersih. Tentu saja, ini juga berkaitan dengan bagaimana sanitasi di sekitarnya dengan ketersedian air bersih, fasilitas kesehatan. Keterlibatan alim ulama, tomas menjadi penting karena mengubah sikap dan perilaku masyarakat,” katanya.

Untuk diketahui, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bondowoso, masih berada di posisi ketiga dengan kasus stunting terbanyak di Jawa Timur.

Konon, pada tahun 2018 saat bulan timbang Februari 2018, jumlah balita dengan stunting mencapai 22.88 %  persen dari total  balita 45.956 yang lahir di kota tapai ini. Jumlah ini di dapat setelah dilakukan bulan timbang oleh Dinkes selama Februari  2018.

Sementara hasil survey  dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) tahun 2017 silam, ada 38,3 % balita stunting di kabupaten Bondowoso . Namun, data ini dinilai kurang akurat oleh Kepala Dinkes Bondowoso, Muhammad Imron. Menurutnya, tidak semua balita diukur, itu hanya mengenakan sampling. Selain itu, dengan adanya kasus tersebut, sebanyak Sepuluh (10) desa di Bondowoso mendapatkan bantuan penanganan kasus stunting dari Pemerintah Pusat. Diantaranya,  Desa Penanggungan Kecamatan Maesan, Desa Tegal Mijin Kecamatan Grujugan, Desa Wonokerto Kecamatan Klabang, Desa Cindogo, Kecamatan Tapen, Desa  Walidono Kecamatan Prajekan, Desa Badilan Kecamatan Prajekan, Desa  Sumber Wringin Kecamatan Sumber Wringin, Desa Gadingsari Kecamatan Binakal, Desa Baratan, Desa Sumber Tengah Kecamatan Binakal dan Kecamatan Binakal. (latif)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.