Korban Meninggal Bencana APG Semeru Diperkirakan Lebih Dari 50 Orang

oleh -68 Dilihat
oleh
Sekda Kabupaten Lumajang, Agus Triyono (tengah) saat diwawancarai wartawan.

LUMAJANG, PETISI.CO – Korban meninggal akibat bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru di Lumajang, terus bertambah. Hingga Minggu (19/12/2021) malam, jumlah korban meninggal mendekati angka 50. Tepatnya, 49 orang meninggal.

“Sampai tadi malam, korban meninggal sudah 49 orang. Itupun belum seluruhnya teridentifikasi. Masih ada beberapa korban lagi yang belum teridentifikasi,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono di Kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Lumajang, Senin (20/12/2021).

Agus Triyono menyampaikan hal itu kepada wartawan usai menerima bantuan uang tunai Rp 125 juta dari KONI se-Indonesia untuk warga terdampak APG gunung Semeru. Bantuan tersebut, diserahkan oleh Sekretaris Umum KONI Jatim, Suwanto dan Bendahara Umum KONI Jatim Sumania.

Selain 49 orang meninggal, menurutnya, masih ada beberapa potongan tubuh, sekitar 6 item yang belum diidentifikasi. Namun demikian, korban yang masih belum ditemukan juga relatif masih cukup banyak. “Dari laporan orang hilang masih banyak yang belum diketahui identitasnya,” ungkapnya.

Untuk mempercepat proses recovery, menurutnya, Pemkab Lumajang sudah bekerja keras melakukan kegiatan penyiapan lahan untuk hunian sementara. Ada dua lokasi yang disiapkan untuk hunian sementara bagi warga yang rumahnya hancur akibat APG Semeru.

Pertama di desa Sumbermujur. Luas tanahnya lebih dari 80 hektar untuk 22 ribu unit rumah. Satu unit rumah, luasnya 4×6 meter. “Di lokasi ini, akan dilengkapi dengan fasilitas umum lain, seperti masjid, tempat pendidikan dan balai pertemuan,” jelasnya.

Lokasi kedua, lanjutnya masih dikaji oleh tim geologi, yaitu di Desa Roronggo,, kecamatan Pronojiwo. Untuk mengcover warga Supit Urang, khususnya dusun sumbersari yang rumahnya hancur. “Yang sudah terdata 2 ribu unit rumah hunian sementara,” ucapnya.

Sedangkan, yang berkaitan dengan sarana dan pra sarana infrastruktur dasar menjadi kewajiban pemerintah pusat. Diantaranya membangun jembatan darurat yang menghubungkan wilayah Candipuro dengan Pronojiwo, Lumajang.

“Targetnya, dalam dua bulan jembatan ini akan selesai. Kemudian untuk jembatan permanen, pengganti jembatan Glagah Perak yang patah dalam waktu 1 1/2 tahun akan selesai,” paparnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.