Korban PHK, Kembangkan Tas Rajut

oleh -56 Dilihat
oleh
Sumirah yang sangat kreatif membuat kerjinan tas dan dompet terbuat dari benang rajutan.

PASURUAN, PETISI.CO – Tekun dan ulet bisa dilakukan siapa saja. Jiwa semangat tentunya telah ditanamkan oleh salah satu warga Dusun Kluncing, Desa Pelintahan, Kecamatan Pandaan, yakni Sumirah (37) yang sangat kreatif membuat kerjinan tas dan dompet terbuat dari benang rajutan.

Ibu rumah tangga ini dengan telaten memproduksi tas buatan tangan (handmade) untuk berkembang menjadi industri kreatif rumahan.

Saat dikonfirmasi di tengah kesibukanya, Sumirah, mengaku pertama kali membuat kerajinan tas pada tahun 2015 hingga sekarang tahun 2017.

Awal perjalanan dulu dia sebagai karyawan PT Sudali yang berada di wilayah Pandaan. Tak lama kemudian di PHK. “Akhirnya selama libur panjang di rumah, kami memanfatkan bermain HP liat browsing sambil nonton sepintas kerajinan. Dari situlah kami menemukan inpirasi serta membayangkan ketertarikan bikin kerajinan tas yang terbuat dari bahan benang rajut dan alatnya sederhana hanya menggunkan jarum,” ujarnya.

Masih menurut Sumirah, pertama-tama dia mencobanya dari awal mepersiapkan bahan berupa benang nylon dan jarum beli di toko kerajinan.

Setelah lengkap bahan itu, kemudian benang itu dianyam pakai jarum dan dirajut menggukan tangan sampai menjadi sedemikian rupa tas dan dompet.

Dalam pembuatan tas tangan ukuran kecil memakan waktu 3 hari dan kalau membuat tas ukuran besar memakan waktu 5 hari. “Setelah bahan jadi kami jual di sekeliling kampung terdekat kepada tetangga dan teman-teman. Alhamdulillah banyak yang terjual dengan bermacam harga dan tergantung pesanan.”

“Terus terang kami masih merintis usaha tersebut. Dengan bermodal benang beli di toko eceran dan jarum, kami lebih memilih tas sebagai produk utama yang diproduksi,” ujarnya.

Rata-rata tas buatannya  dibanderol dengan harga berfariasi, mulai dari tas tangan ukuran kecil Rp 250 ribu hingga tas berukuran besar seharga Rp 350 ribu. “Kami berupaya mengembangkan usaha, sebab selama ini pemasaran baru dilakukan secara konvensional dari mulut ke mulut serta kami onlinekan ke facebook.”

Saat ini diakuinya, masih merintis, Sumber Daya Manusia (SDM) juga akan ditingkatkan. Baru lewat medsos dan teman ke teman. “Saat ini kami masih merintis mulai awal terjun ke dunia kerajinan,” terang Sumirah.

Saat salah satu pembeli tas rajut di rumahnya Sumirah yang masih rekan temanya kerja dulu yakni Nur (42) mengatakan, bahwa tas buatannya Sumirah tidak pasaran.

Setiap kali produksi, maksimal dia hanya membuat dua tas dengan motif yang sama. Sasarannya, kata dia, bagi ibu rumah tangga dan wanita yang aktif dan dinamis.

“Banyak orang enggak mau pasaran, dan produk ini handmade dan terbatas atau limited edition tergantung orderan. Saya yakin bisnis Sumirah ini makin prospektif nantinya,” ujarnya.(hen)