Kuswanto: Kuasai PD Jadi Modal Awal Menangkan Pilpres

oleh -106 Dilihat
oleh
Kuswanto (dua dari kiri) bersama keluarga.

SURABAYA, PETISI.CO – Isu kudeta di tubuh Partai Demokrat (PD) menyedot perhatian masyarakat. Bahkan, melebihi isu Covid-19 yang saat ini melanda negeri ini. Banyak masyarakat yang penasaran apa sebenarnya yang sedang terjadi di dalam tubuh PD hingga layak untuk dikudeta.

Salah satu kader PD, Kuswanto mengulas kejadian menarik “kudeta” ini berkaitan dengan persiapan menghadapi tahun 2024. Bahwa ada seseorang yang sangat berambisi maju dalam kontestasi Pilpres 2024, dan itu wajib memiliki kendaraan partai yang mumpuni.

“Kebetulan PD memenuhi syarat jumlah prosentase kursi untuk bisa maju sebagai calon presiden,” kata Kuswanto dalam siaran persnya, Rabu (3/2/2021).

Kalau bukan kader sebuah partai, menurutnya, tentu bukan hal mudah. Mau mendirikan sebuah parpol baru untuk mengusungnya sebagai capres butuh waktu, tenaga, energi dan modal besar untuk mewujudkan mimpi itu.

”Maka yang paling gampang adalah menguasai partai besar yang matang dan sudah dikenal rakyat,” kata politisi bergelar Doktor bidang Hukum Politik lulusan Universitas Airlangga ini.

Lantas Kenapa harus PD?. Kuswanto menilai karena PD pernah jadi partai pemenang Pemilu. Sehingga apapun dan siapapun yang mengelola lartai ini pasti menargetkan menjadi 3 besar, bahkan menjadi pemenang pemilu.

“Ini bukan slogan atau sebuah mimpi. Karena PD sudah pernah menjadi partai pemenang pemilu,” tandas Ketua Komisi D DPRD Jatim ini.

Apalagi, tegasnya, saat ini pemilihnya sama dengan pemilih pada saat PD berjaya. Hanya saja PD butuh kembali mengola dan mengembalikan kepercayaan seperti saat itu.

“Kondisi Ini tidak terlalu sulit bila strategi pemenangannya tepat. Apalagi orang tersebut yakin dia bisa melakukannya. Kami yakin Demokrat masih punya peluang besar untuk mengusung kader terbaiknya menjadi Presiden dan Wakil Presiden,” ujarnya.

Catatan berikut Kuswanto adalah PD pernah menjadi Partai Pemenang Pemilu. Tentunya popularitas PD menjadi suatu kekuatan tersendiri yang bisa dijadikan modal dalam kontestasi pemilu. Tinggal meningkatkan elektabilitasnya.

“Jadi kenapa harus di kudeta. Karena siapapun yang bisa menguasai PD dan punya syahwat untuk ikut kontestasi menjadi pemimpin republik ini,” tegas ayah dari 2 putera ini.

Kuswanto menambahkan bahwa hal itu cukup menjadi alasan bahwa meguasai PD yang saat ini menjadi penyeimbang pemerintah yang berkuasa, adalah modal awal dan modal besar untuk melangkah ikut kontestasi calon presiden.

Biaya yang harus dikeluarkan jauh lebih murah bila dibandingkan kalau membentuk partai baru yang belum tentu mendapat respon positif dari masyarakat pemilih atau gambling dengan mengembangkan partai yang sudah ada, namun belum lolos Parlementary Threshold yang hasilnya juga belum tentu berkembang dengan baik.

“Jadi apapun alasannya tentu Partai Demokrat lebih menarik dan mempesona untuk dikuasai,” tegas Dosen Undar Jombang ini.

Disisi lain, tambahnya, bagi pemegang kekuasaan yang saat ini merupakan periode terakhir jabatannya. Tentunya sudah mulai menata calon penggantinya yang diambil dari partai koalisi yang berjasa mengusung dan mendukung saat pemilu lalu.

“Jadi cukup jelas bila Partai Demokrat dibiarkan besar dan menggelinding dengan mulus menuju 2024 tentunya PD sangat layak menjadi saingan bahkan hambatan serta sandungan untuk memuluskan suksesi yg telah dipersiapkan,” paparnya.

Namun bagi Kuswanto sebagai kader militan di PD, ia justru melihat inilah saat tepat untuk meneropong soliditas para kader. Melihat militansinya untuk meyakinkan, bahwa orang orang yang ada ditubuh Demokrat adalah yang memang ingin berjihad untuk kebesaran PD dan rakyat Indonesia.

“Segala macam persoalan yang terjadi saat ini, saya rasa bisa jadi ujian kesolidan dan kekompakan seluruh kader di semua tingkatan. Menjadi motivasi karena diluar sana banyak tokoh nasional dan partai politik sangat tertarik untuk terus menghambat PD agar tidak jadi saingan bahkan sandungan di Pemilu,” jelasnya.

Sehingga, lanjutnya, segala cara akan dilakukan untuk melemahkan PD. Bahkan bila memungkinkan PD layak untuk dikuasai sebagai kendaraan politiknya. Hanya saja realita berbicara lain semua rencana itu.

“Strategi yang mereka lakukan terpatahkan karena kader disemua tingkatan masih solid mendukung AHY. Bahkan, semua berkeyakinan bahwa PDakan mengulang masa kejayaan sebagai pemenang pemilu dalam komando AHY,” tuturnya.(bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.