Lewat Lomba, Politisi NasDem Ingin Bumikan Pancasila Sejak dari Rumah

oleh -88 Dilihat
oleh
Willy paparkan program penerapan "Pancasila di Rumahku” dihadapan puluhan anak muda.

SURABAYA, PETISI.CO – Berbagai upaya dilakukan Ketua DPP Partai NasDem, Willy Aditya agar anak muda dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila sejak dari rumah. Tidak cukup dengan workshop, Willy mengajak anak muda mengikuti lomba narasi Pancasila, baik melalui tulisan dan audio visual.

Kegiatan yang dikemas dalam “Pancasila di Rumahku” itu diselenggarakan di Museum HOS Tjokroaminoto Jalan Peneleh Gg. VII No.29-31, Peneleh, Kecamatan Genteng, Surabaya, Minggu (8/3/2020).

“Ada juga ada lomba workshop videografi dan penulisan yang berkaitan dengan Pancasila. Kegiatan ini bertujuan untuk menggali secara lebih sederhana nilai-nilai dari Pancasila,” kata Willy kepada wartawan di sela workshop.

Salah satu deklarator ormas NasDem (sekarang Partai NasDem) itu ingin anak muda bisa memberi pandangan tentang apa itu Pancasila, secara bebas. Dan itu dimulai dari hal-hal kecil seperti ketika berada di rumah.

Ketika di rumah ajaran Pancasila bisa diterapkan, maka dalam lingkungan sosial, ideologi negara tersebut secara otomomatis bisa dengan mudah diimplementasikan.

“Misalnya ketika di rumah membantu orang tua, ikut membersihkan rumah atau bahkan membantu tetangga yang kesusahan. Itu sudah bagian dari nilai Pancasila,” ujarnya.

Willy diwawancarai wartawan.

Karena itu, di acara “Pancasila di Rumahku”, pihaknya menyasar anak muda, utamanya kalangan mahasiswa. Sebab, anak muda ini merupakan calon dan cikal bakal pemimpin bangsa. Maka, sejak dini mereka harus diberi pemahaman tentang Pancasila.

“Mengingat Pancasila merupakan hal yang sangat penting karena ini terkait pondasi berbangsa dan bernegara. Dari saya sendiri, dari acara ini saya juga ingin menggali nilai-nilai Pancasila dari anak-anak muda,” jelasnya.

Seperti diketahui, dalam sejarahnya di kitab Sutasoma, Pancasila merupakan istilah yang menunjukkan sebuah batu dengan lima norma kesusilaan. Antara lain, dilarang melakukan kekerasan, dilarang mencuri, dilarang mendengki, dilarang berbohong dan dilarang mabuk minuman keras.

Dalam kitab Sutasoma juga ditulis istilah ”Bhinneka Tungga Ilka, Tan Hana Dharma Magrwa”. Peristiwa Sumpah Palapa juga ditulis sebagai cerita tentang momentum bersejarah penyatuan nusantara untuk pertama kalinya oleh Mahapatih Gajah Mada.

Istilah Pancasila pada perkembangannya kerap muncul dalam pidato-pidato tokoh besar seperti HOS Cokroaminoto dan Sukarno. Dalam autobiografinya, Sukarno mengatakan, saat dia diasingkan di Flores, di bawah pohon sukun dia merenung dan mendapat ilham.

Ilham itu berupa lima nilai yang kelak menjadi ideologi negara ketika Indonesia merdeka. Kelima nilai tersebut dirangkum ke dalam satu istilah yang dinamakan Pancasila. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.