Luka Lebam, Tahanan Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak Meninggal

oleh -157 Dilihat
oleh
AKBP Herlina SIK, MH, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak

SURABAYA, PETISI.CO – Tahanan Satresnarkoba Polres Pelabuhan Tanjung Perak berinisial AK (46) warga Kapas Madya meninggal dunia. Keluarga korban menduga sejumlah luka lebam dan luka pada kepala menjadi penyebab kematian AK, Jumat (28/04/2023).

Sittiah (42), istri korban mengatakan, dua bulan yang lalu AK ditangkap lantaran kasus narkoba, ia ditangkap dalam keadaan sehat. Saat diamankan hingga berstatus tersangka, petugas tidak memperbolehkan keluarga untuk menjenguk.

“Saya tahu bahwasanya suami saya bersalah, yakni menjadi kurir narkoba, dan negara ini, negara hukum, kalau salah ya ditahan dan dipenjara, bukan malah dipulangkan jenazahnya, apalagi ada bekas luka lebam, mungkin dipukuli hingga akhirnya meninggal,” ujarnya saat ditemui di rumahnya.

Lanjut kata sang istri, dua bulan kasus itu berjalan, dan anehnya keluarga tidak boleh menjenguk dengan alasan Covid, bahkan saat Idul Fitri kemarin hanya diperbolehkan vidio call.

“Saat vidio call itu tidak menandakan apa-apa. Kapan hari hanya minta kiriman uang Rp 1 juta, katanya untuk beli obat bisul pada tangannya. Dan tahu-tahu sekarang dikabarkan meninggal karena sakit asma,” tambahnya sembari tersengguk-sengguk.

Lanjutnya, tak hanya beberapa luka lebam, kucuran darah segar mengalir dari kepalanya membuat kuat dugaan korban dianiaya.

“Keluarga memilih melaporkan kasus meninggalnya suami saya ke Propam, dengan harapan mendapatkan keadilan dan kabarnya masih dalam autopsi di RS Bhayangkara,” pungkasnya.

Sementara AKBP Herlina SIK, MH, Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak menjelaskan kejadian tersebut.

“Meninggalnya dalam perjalanan ke RS PHC, saat itu keluarga kita hubungi, dan tidak meminta autopsi,” ujar kapolres.

Disinggung terkait luka lebam dan robeknya kepala hingga mengeluarkan darah segar, ia menampik dan mengatakan tidak ada kekerasan.

“Akhirnya, jenazah dibawa pulang. Sesampainya di rumah, pihak keluarga menemukan ada tanda-tanda yang diduga kekerasan,” terangnya.

Agar opini negatif tidak berkembang luas di masyarakat, pihak Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak memberikan solusi supaya jenazah dilakukan autopsi di rumah sakit dr Soetomo Surabaya.

“Rumah sakit dr Soetomo kan netral mas, dengan harapan agar hasilnya bisa maksimal dan transparan. Biar sama-sama enak dan dapat dipertanggungjawabkan,” pungkasnya. (nul)

No More Posts Available.

No more pages to load.