Maksimalkan Perputaran Roda Ekonomi, Pemkot Surabaya Beri Pendampingan Toko Kelontong

oleh -100 Dilihat
oleh
Ilustrasi toko kelontong.

SURABAYA, PETISI.CO – Pemkot Surabaya melakukan pendampingan kepada koperasi toko kelontong. Upaya tersebut diberikan guna mendorong pengembangan unit usaha tersebut untuk mendorong laju perputaran ekonomi Kota Pahlawan.

Hingga saat ini sudah ada 885 koperasi toko kelontong di 31 kecamatan Kota Surabaya yang mendapatkan pendampingan dalam bentuk pengelolaan stok barang hingga manajemen keuangan.

“Kami melakukan pendampingan bersama Dinas Koperasi. Ada pendamping atau person yang kita tunjuk untuk menjadi pendamping koperasi toko kelontong di setiap 31 kecamatan Surabaya,” jelas Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, Selasa (9/2/2021).

Wiwiek memastikan, pembelian kebutuhan barang dagangan di toko kelontong bisa melalui agen dan distributor dengan harga yang lebih murah.

Lebih lanjut, pemilik usaha toko kelontong diharapkan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. “Kalau nanti ada distributor yang ada diskon atau harga murah kita juga memberikan informasi itu kepada mereka,” jelasnya.

Bahkan, Dinas Perdagangan juga mengelar pertemuan secara berkala untuk melakukan evaluasi terkait perkembangan unit usaha itu. Termasuk di situasi pandemi seperti saat ini.

“Mulai dari adanya program-program diskon, maupun program-program baru di Kota Surabaya yang update itu kita sampaikan. Kita lakukan secara periodik, setiap satu hingga dua bulan sekali,” katanya.

Wiwiek menilai, koperasi toko kelontong ini merupakan hal potensial dan mampu dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Surabaya.

Sementara itu, pihak Disdag Kota Surabaya telah menyediakan aplikasi Elektronik Distribusi Controlling (E-Discont) yang dapat memberikan informasi terkait distributor yang menjual komoditi murah kepada pemilik unit usaha.

“Pemilik koperasi toko kelontong itu kita berikan data-data informasi distributor yang menjual komoditi dengan harga murah. Sementara ini (aplikasi) masih terfokus kepada empat item, yakni gula, minyak, beras dan telur,” kata Kepala Bidang Distribusi, Dinas Perdagangan Kota Surabaya, Trio Wahyu Bowo.

Aplikasi yang lahir pada tahun 2019 ini terus dilakukan penyempurnaan hingga sekarang, sehingga ke depannya koperasi toko kelontong bisa lebih mudah mendapatkan komoditi dengan harga yang lebih murah.

“Data distributornya yang kita masukkan di E-Discont itu. Jadi koperasi toko kelontong nanti bisa melihat data distributor yang menjual empat komoditas itu yang mana yang murah sesuai dengan wilayahnya,” terang dia.

Chayatun Nuro, pemilik toko kelontong di wilayah Kelurahan Genting Kalianak, Kecamatan Asemrowo Surabaya mengakui, saat ini tokonya terus mengalami kenaikan income dengan adanya pendampingan yang dilakukan Pemkot Surabaya.

“Memang dulu belum ada pendampingan untuk toko kelontong. Kemudian, ada penggagasan dari Bu Risma, jadi sekarang agak lumayan lebih diperhatikan. Apalagi saat ada program gula murah itu juga tiap toko kelontong dijatah ada anggotanya,” kata Chayatun.

Sejak adanya pendampingan berkala yang dilakukan Pemkot Surabaya, Chayatun kini lebih detail terkait pengelolaan stok barang dan manajemen keuangan.

“Kalau manajemen itu awalnya kita kan sekadar hanya toko biasa tidak seberapa detail masalah pembukuan. Setelah ada pelatihan dari Disdag dengan menghadirkan narasumber yang kompeten untuk toko jadi sedikit banyak tahu tidak sekadar hanya jual beli,” katanya. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.