Masalah Pembakaran Bendera di Garut, Jangan Jadi Pemantik Perpecahan

oleh -109 Dilihat
oleh
Ketua GM FKPPI Jawa Timur, R. Agoes Soerjanto

SURABAYA, PETISI.CO – Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI/Polri (GM FKPPI) Jatim berharap masalah pembakaran bendera HTI yang memuat kalimat tauhid di Garut, Jabar, jangan sampai menjadi pemantik perpecahan masyarakat Indonesia. Masalah tersebut, harus disikapi secara jernih dan proporsional.

“Kami melihat, memang ada kelompok yang menikmati dan senang terhadap kondisi politik yang tidak stabil di Indonesia. Kelompok ini mendapat keuntungan atau rente ekonomi-politik dari situasi tersebut,” kata Ketua GM FKPPI Jawa Timur, R. Agoes Soerjanto dalam siaran persnya,  Rabu (24/10/2018).

Agoes lantas membeberkan sejumlah fenomena keributan politik dalam beberapa bulan terakhir. Mulai sengkarut dukungan parpol dalam Pilpres yang memunculkam ujaran “jenderal kardus”, hoaks pemukulan aktivis perempuan Ratna Sarumpaet hingga yang terakhir  adalah pembakaran bendera HTI.

“Begini yang saya maksudkan, apa semua pihak tidak merasa bahwa kita ini sedang diadu domba? Apa semua pihak tidak sadar bahwa kita ribut dengan saudara kita sendiri? Luntur sudah karakter masyarakat yang santun, lihat saja itu talkshow di televisi, kata-kata saling mengumpat selalu terlontar. Bullying terjadi hampir setiap saat di media sosial,” jelasnya

Menurutnha, apa yang dilakukan para pendahulu bangsa layak jadi teladan. Mereka selalu menempatkan kepentingan bangsa di atas semua kepentingan pribadi dan sesaat.

“Orang tua kita dulu semua mengesampingkan kepentingan-kepentingan pribadi dan sesaat, bersatu membangun negeri dengan melawan penjajah. Sekarang kok sepertinya sudah merdeka malah lebih ribut, ini jelas dibuat begini. Situasi saling pertentangan akan membuat kita lemah,” tuturnya.

Sekretaris GM FKPPI Jatim Didik Prasetiyono menambahkan, masalah pembakaran bendera HTI di Garut perlu digali secara seksama. Apakah tidak ada yang bertanya, dari mana asal bendera HTI itu dan siapa yang membawa ke arena acara Banser.

“Bendera HTI itu harus dicetak khusus, lho. Itu bukan barang yang mudah diperoleh, disablon khusus, masak iya kawan-kawan Banser nyablon sendiri? Harus diselidiki lebih dalam dan patut diduga ini adalah ulah provokator yang menikmati kalo ada pertentangan antar umat  Islam,” ungkapnya.

GM FKPPI Jatim menaruh kepercayan kepada aparat keamanan yang pasti mampu bertindak cepat untuk menyelesaikan masalah itu. Semua pihak diminta menahan diri hingga penyelidikan selesai.

“Tahan diri, jangan mau diadu domba, mari belajar dari sejarah founding fathers kita itu mendirikan bangsa ini bukan untuk cekcok tapi untuk mewujudkan adil dan makmur bagi semua. Apresiasi kami untuk Banser dan GP Ansor di berbagai daerah yang ikut menahan diri,” tambah Agoes. (bm)

 

 

No More Posts Available.

No more pages to load.