SURABAYA, PETISI.CO – Menyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730, baliho, banner maupun bilboard calon-calon pelayan masyarakat dari Partai Golkar Kota Surabaya memenuhi jalan-jalan protokol. Mulai dari ujung-ujung gang hingga menempel di tempat-tempat cangkruk’an masyarakat yang ada di kampung-kampung.
Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni SH mengatakan, Surabaya adalah kota tempat para pelayan rakyat yang akan mengabdikan tenaga waktu dan pikirannya. Sedangkan Rakyat Surabaya adalah tuan yang akan harus mereka layani.
“Untuk itu pada momen HJKS ke-730 ini semua calon legislatif Partai Golkar Kota Surabaya wajib menyemarakkan, agar momentum hari jadi ini kita bisa gunakan sebagai wahana. Mengingat betapa pentingnya kontribusi arek Suroboyo dalam babakan sejarah bangsa Indonesia,” ujar Arif Fathoni, Jum’at (26/05/2023) pagi.
Fathoni, panggilan akrab dari Arif Fathoni mengatakan, Kota Surabaya adalah kota yang penuh dengan pelajaran nilai-nilai keihlasan, dan keberanian dalam mempertahankan kehormatan Bangsa Indonesia. Kota Surabaya juga adalah laboratorium ke Indonesiaannya.
“Sejak sebelum zaman kemerdekaan, kota ini sudah teruji nilai-nilai toleransinya. Semua suku dan anak bangsa hidup berdampingan secara baik, mengadu nasib untuk hidup yang lebih baik,” ungkap Fathoni.
Apakah ada instruksi untuk melakukan hal ini?
Dengan tegas, Fathoni menyatakan bahwa pihaknya sama sekali tidak memberikan instruksi apa pun.
“Jadi, pemasangan baliho, banner maupun bilboard ini merupakan kesadaran kolektif para caleg, sesuai dengan kemampuan masing-masing,” kata Fathoni.
Yang termasuk memiliki sedikit kelonggaran rezeki memasang di bilboard, agar juga berkontribusi terhadap pendapatan pajak dan retribusi ke kota Surabaya.
“Ada juga yang menggerakkan industri rumahan seperti printing dan jasa pasang baliho, ada juga yang hasil urunan warga yang merasa memiliki perjuangan caleg yang bersangkutan dalam meraih mandat rakyat,” beber Fathoni yang juga anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya ini.
Lebih jauh, mantan jurnalis ini menuturkan, saat ini kondisi masyarakat dalam bidang ekonomi belum pulih.
Apakah cukup hanya memasang bilboard, baliho maupun banner?
“Pada puncak HJKS ke-730 nanti, kami juga mendorong seluruh caleg Partai Golkar untuk meringankan beban saudara kita yang sedang dalam kesulitan ekonomi dengan cara berbagi sembako. Di samping itu, ujian kepekaan sosial kita, juga melaksanakan perintah agama. Barang siapa meringankan beban saudara lainnya, maka Tuhan akan meringankan bebannya,” terang Fathoni.
Fathoni juga menegaskan, Sense of Crisis (Kepekaan sosial) adalah modal dasar yang harus dimiliki oleh seluruh kader partai. Tanpa kepekaan sosial maka akan terasa sulit untuk mengakselerasikan kehendak rakyat dalam rencana pembangunan kota Surabaya.
“Ada pepatah bijak yang pernah saya dengar, jika ada anggota tubuhmu yang merasakan sakit, itu tandanya kita masih hidup. Namun jika kita merasakan sakit yang dirasakan orang lain, itu tandanya kita masih manusia,” jelas Fathoni.
Terkait pemasangan baliho, ada sebagian masyarakat yang menilai itu merusak estetika kota?
Fathoni mengaku, pihaknya memahami hal itu. Untuk itu, Partai Golkar memohon maaf mana kala banyak baliho caleg partainya terpasang di semua sudut jalan dan mengganggu keindahan kota tercinta ini.
“Ya, ini hanyalah salah satu ekspresi kecintaan kami terhadap Kota Pahlawan yang telah berusia 730 tahun. Kami akan mengambil dengan sendirinya nanti setelah 31 Mei 2023,” kata Fathoni.
Fathoni juga berharap pemasangan baliho bisa sedikit berkontribusi terhadap perputaran ekonomi di kota Surabaya. Paling tidak ada warga Surabaya yang mendapatkan penghasilan dari jasa percetakan dan juga jasa pemasangan.
“Sehingga bisa sedikit ditabung dalam menyongsong kebutuhan daftar ulang sekolah, maupun menyekolahkan anaknya di musim tahun ajaran baru yang tinggal sebulan lagi,” tandas Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni SH. (riz)
