Muktamar PPP, Jatim Kaji Nama Calon Ketua Umum dari Kader Internal

oleh -100 Dilihat
oleh
Musyafa Noer saat diwawancarai wartawan.

SURABAYA, PETISI.CO – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jatim masih mengkaji ulang nama-nama calon Ketua Umum DPP PPP yang muncul dari kader internal, dalam Muktamar PPP di Makassar, 18-21 Desember.

“Dari struktur DPW, masih mengingat, menimbang dan mengkaji ulang di antara sekian calon ketua umum dari kader internal, tidak dari eksternal,” kata Ketua DPW PPP Jatim, Musyafak Noer kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (7/11/2020).

Beberapa nama yang muncul sebagai calon ketua umum DPP PPP, ada yang berasal dari internal dan ekternal partai. Dari internal partai, beredar nama Suharso Monoarfa, Mardiono, Ahmad Muthowaf, Naras (ketua DPW PPP Makassar), Gus Yasin (putra mbah Maimun).

Sedangkan eksternal partai ada nama Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim), Saifullah Yusuf (mantan Wakil Gubernur Jatim) dan Sandiaga Uno (mantan Gubernur DKI Jakarta).

“Kalau dari DPW PPP Jatim, sesuai pesan kiai dan ulama baik struktural maupun kultural meminta ketua umum DPP PPP dijabat oleh unsur Nahdlatul Ulama (NU),” ujarnya.

Menurutnya, jika mengacu pada pesan kiai dan ulama, maka dari nama yang muncul itu, Suharso bukan dari NU. Sedangkan Mardiono dari unsur NU.

Mardiono adalah salah satu wakil ketua umum DPP, lalu bergeser ke salah satu majelis pertimbangan DPP. Selain itu, Mardiono juga menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). “Tapi, Jatim masih belum mengusulkan Mardiono,” cetusnya.

Bagaimana dengan calon dari kader eksternal PPP?. Musyafa mengaku Jatim tidak mengusulkan. Namun, bisa saja dari kader eksternal tapi pernah menjadi kader internal, seperti Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa.

Hanya saja keduanya menolak dicalonkan. Gus Ipul beralasan terkendala dengan waktu. Sebab, tanggal 9 Desember adalah coblosan pilkada serentak 2020. Dimana Gus Ipul ikut mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Pasuruan.

Jadual pilkada serentak Jatim 2020 itu mepet dengan pelaksanaan muktamar yang dihelat tanggal 18 Desember. Sekalipun muktamar digelar Januari juga mepet waktunya. “Kalau Khofifah ingin fokus mengurusi provinsi Jatim,” cetusnya.

Sedangkan untuk Sandiaga Uno, Musyafa mengaku Jatim tidak mengusulkan. Sandiaga Uno diusulkan oleh beberapa DPW. “Yang saya tahu Sandiaga Uno masih pikir-pikir,” ucapnya.

Masih terkait dengan pelaksanaan muktamar PPP, Musyafa menyebut DPW PPP se Indonesia merekomendasikan dan mengusulkan ke DPP. Pertama meminta seluruh DPC, panitia OC dan SC untuk memindahkan tempat muktamar dari Makassar ke Bogor, Jawa Barat.

“Kedua, meminta tanggal dan bulan pelaksanaan muktamar diubah, dari bulan Desember menjadi Januari 2021 bersamaan dengan Harlah PPP,” ungkapnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.