Pasar Kripto Alami Crash, Sejumlah Holder di Surabaya Akui Menyerah dan Jual Aset

oleh -125 Dilihat
oleh
Pergerakan aset kripto utama Bitcoin terhadap dolar Amerika Serikat

SURABAYA, PETISI.CO – Pasar mata uang kripto yang anjlok dalam beberapa pasca pengumuman Ketua The Fed, Jerome Powell membuat banyak dari investor melakukan aksi jual dalam triwulan ketiga ini. Tak terkecuali, investor muda yang telah menahan aset (HODL) sejak Januari 2022.

Di Surabaya, sebanyak 6 dari 10 pemegang aset kripto akhirnya menjual rugi dengan alasan pasar yang terus mengalami penurunan. Salah satunya, Fikri (24), seorang mahasiswa jurusan komunikasi yang menjualkan altcoin Shiba Inu dan Doge Coin-nya.

“Sabda The Fed parah, lebih pilih nge-pump USD daripada fokus nyelesain inflasi. Kalau seperti ini bukan cuman kripto yang kena, tapi juga saham,” ungkap Fikri saat ditemui di salah satu tempat nongkrong, Selasa (30/8/2022).

Fikri mengaku, Powell yang beberapa hari lalu berpidato di Jackson Hole merupakan hal yang ia nantikan. Pasalnya, momen tersebut adalah penentu apakah ia akan melepas atau mempertahankan asetnya.

“Udah banyak prediksi di Twitter kalau sekarang ini koreksi terakhir, sudah bottom, sudah mencapai angka aman buat serok. Tapi kemarin Fed malah Hawkish. Ada mungkin saya rugi Rp 4 juta,” ujarnya.

Selain itu, seorang pedagang baju online shop bernama Riskia (28) juga telah menjual rugi aset Ethereum dengan nilai Rp 23 juta, yang ia beli pada harga Rp 30 juta.

“Untungnya waktu itu saya taruh di spot. Dulu pernah tergiur sama keuntungan futures, tapi saya ngerasa lebih aman di spot. Meskipun rugi, yang penting gak liquid aja,” kata Riskia.

Meski begitu, salah satu HODLer juga mengatakan bahwasanya untuk saat ini dirinya masih mengalami minus dari modal awal. Pasalnya, ia yang sedari tahun 2018 sudah memiliki aset kripto mengklaim sudah terbiasa dengan crypto winter.

“Udah biasa mas, yang namanya penurunan besar-besaran atau koreksi harga di semua aset itu pasti ada. Cuman, yang menentukan adalah gimana strategi tiap orang dalam melihat celah untuk masuk dan menyerok koin,” papar Dito (32), yang sudah menjalani profesi trader sejak tahun 2005.

Kendati demikian, ia juga menjabarkan bahwasanya pasar bearish yang sedang melanda saat ini bakal segera berakhir. Menurutnya, Amerika tidak bisa terus menerus meningkatkan suku bunga. Jika hal ini berlanjut, maka banyak orang akan mencari alternatif keuangan baru, salah satunya kripto.

“The Fed sebenarnya juga tidak bisa semerta-merta terus menaikkan suku bunga. Kalau seperti itu terus, orang bakalan cari alternatif perdagangan lain yang terdesentralisasi,” pungkas Dito. (dvd)