Pasar Rakyat dan Festival Film di Cape Town Perkuat Persahabatan Indonesia dan Afrika Selatan

oleh -1123 Dilihat
oleh
Konsul Jenderal RI Cape Town, Tudiono

Cape Town, petisi.co – Cape Town akan kembali disemarakkan dengan kehangatan budaya, kuliner, dan kreativitas Indonesia melalui dua event Indonesian Folk Market (IFM) dan Indonesian Film Festival (IFF) yang digelar KJRI Cape Town pada akhir Oktober hingga awal November 2025.

Event ini merupakan upaya untuk mempererat persahabatan masyarakat Indonesia–Afrika Selatan melalui seni, budaya, dan kuliner.

Promosi kedua event yang terbuka untuk umum tanpa biaya tersebut juga dilakukan melalui wawancara dengan Voice of the Cape Radio.

Konsul Jenderal RI Cape Town, Tudiono, menyampaikan bahwa event tersebut menjadi bentuk nyata diplomasi kebudayaan Indonesia sekaligus wujud penghargaan atas ikatan sejarah panjang kedua bangsa.

“Fokus kami adalah memelihara dan meningkatkan hubungan Indonesia dan Afrika Selatan, sambil membuka ruang kerja sama baru di bidang budaya, pendidikan, ekonomi, dan hubungan antarmasyarakat,” ujar Konjen RI Cape Town Tudiono, kepada petisi.co, Rabu (08/10).

Pasar Rakyat Indonesia ke-4: Harmoni Nusantara di Cape Town

IFM 2025 akan diselenggarakan pada Sabtu, 1 November 2025, di KJRI Cape Town yang berlokasi di daerah Kenilworth, pukul 10.00–16.00 waktu setempat. Acara terbuka untuk umum dan gratis.

Para pengunjung akan disuguhkan suasana pasar rakyat yang meriah dan interaktif, dengan musik dan tarian tradisional Indonesia, serta produk UMKM dan perusahaan Indonesia seperti Indofood, Kalbe, Geliga, dan Finna, bekerja sama dengan Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Johannesburg.

IFM juga akan menampilkan lebih dari 20 stan kuliner dan kerajinan khas Nusantara, mulai dari Nasi Padang, Ayam Goreng Lombok, hidangan Bali berbasis tempe, hingga sate khas Jawa dan Madura.

Selain itu, beberapa alumni penerima beasiswa Indonesia dari Afrika Selatan juga akan berbagi pengalaman mereka, memperlihatkan bagaimana pendidikan menjadi jembatan persahabatan antarbangsa.

Harmoni Angklung dan Pesona Tari Nusantara

Dua delegasi seni budaya dari Indonesia akan tampil dalam acara ini.

Dari Jakarta, tampil kelompok seni Betawi dengan musik dan tari khasnya yang penuh energi, dinamis, ceria, dan sarat humor.

Sementara dari Jawa Barat, hadir Saung Angklung Udjo yang akan mempersembahkan musik bambu angklung, alat musik yang diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia sejak tahun 2010.

Menariknya, pengunjung juga dapat ikut memainkan angklung secara langsung sebagai simbol kebersamaan dan harmoni.

Rangkaian pertunjukan angklung juga akan digelar di Bo-Kaap Cultural Hub pada 25 Oktober, serta di Makhanda (Grahamstown) pada 6 November 2025, termasuk penyerahan alat musik angklung kepada Departemen Musik Universitas Rhodes untuk kegiatan pembelajaran.

Grup tari EOAN School of Performance yang dipimpin alumni beasiswa Indonesia juga akan menampilkan tarian dari Aceh, Sumatera Barat, dan Makassar, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan spiritual Syekh Yusuf Al-Makassari.

Bagi pecinta kuliner, IFM akan menjadi surga cita rasa Nusantara.

Aneka hidangan populer seperti rendang, sate, nasi kuning, ayam bakar Lombok, dan masakan Padang siap menggoyang lidah pengunjung.

Juga hadir kreasi berbasis tempe seperti tempe burger, kue tempe, dan keripik tempe, serta jajanan ringan seperti lumpia, bakwan sayur, dan es teler.

Sorotan khusus tahun ini adalah demo masak nasi goreng Indonesia, makanan khas yang dinobatkan CNN Travel sebagai salah satu dari 50 Makanan Terbaik Dunia.

Pengunjung dapat menyaksikan langsung proses memasaknya sekaligus mencicipi hasilnya.

Festival Film Indonesia 2025: Belajar Sejarah dengan Cara Menyenangkan

Sebagai rangkaian kegiatan, KJRI Cape Town juga menggelar IFF, yang akan dimulai 25 Oktober 2025 di Bo-Kaap Cultural Hub, dan dilanjutkan di Labia Theatre serta KJRI Cape Town.

IFF menayangkan sejumlah film terbaik Indonesia, termasuk film animasi pemenang 46 penghargaan internasional, “Battle of Surabaya,” yang mengisahkan semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Melalui film animasi, masyarakat dapat mempelajari sejarah Indonesia dengan cara yang menyenangkan.

“Film ini juga merefleksikan pengalaman sejarah bersama Indonesia–Afrika Selatan, yang sama-sama pernah merasakan penjajahan,” tutur Konjen RI.

Konjen RI menegaskan bahwa diplomasi budaya menjadi jembatan efektif untuk memperkuat hubungan antarwarga kedua negara.

“Tujuan kami sederhana, menumbuhkan rasa saling pengertian, mempererat kerja sama, dan menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia maupun Afrika Selatan,” ujarnya.

Di akhir wawancara, Konjen RI mengundang seluruh masyarakat Afrika Selatan dan diaspora Indonesia di Cape Town untuk hadir bersama keluarga di IFM dan IFF 2025.(kip)

No More Posts Available.

No more pages to load.