Pasca Banjir Bandang, Pariwisata di Kota Batu Mulai Bergeliat

oleh -100 Dilihat
oleh
Kabiro Setdaprov Jatim M Ali Kuncoro memberikan buku berjudul Ibu kepada Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko.

BATU, PETISI.CO – Setelah diterjang banjir bandang di awal Nopember 2021, dunia pariwisata di Kota Batu kembali bergeliat. Banyak wisatawan lokal berdatangan ke Kota Batu untuk menikmati suasana berbagai tempat wisata di sana. Alhasil, perhotelan di kota berhawa sejuk itu dipenuhi para wisatawan.

Kondisi tersebut, diakui Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko. Beredarnya video dan informasi di media sosial menampilkan gambar mengerikan tentang banjir bandang, sempat membuat sektor pariwisata lesu. Sehingga beberapa wisatawan membatalkan acara di Kota Batu karena dianggap seluruh kota porak poranda.

Padahal, faktanya tidak demikian. Tidak ada satu pun tempat wisata yang terdampak banjir bandang tersebut. Banjir bandang hanya melewati sungai kering yang selalu mengalir saat musim hujan. Lalu, Pemkot Batu melakukan gerak cepat penanganan dan evakuasi.

“Saat ini, kondisinya dalam masa pemulihan. Tempat wisata mulai pulih, banyak dikunjungi wisata dari berbagai daerah,” kata Dewanti saat menerima kunjungan wartawan Kelompok Kerja (Pokja) wartawan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim yang dipimpin Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprov Jatim M Ali Kuncoro di Balai Kota Among Tani Pemerintah Kota (Pemkot) Batu, Sabtu (20/11/2021).

Hadir dalam audensi itu, Wakil Wali Kota, Batu Punjul Santoso dan Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu. Dalam pertemuan itu, keduanya juga memberikan keterangan seputar penanganan banjir bandang Kota Batu.

Wali Kota Dewanti menjelaskan banjir bandang melanda beberapa desa di Kota Batu dan memakan 7 korban jiwa serta mengakibatkan kerugian materiil seperti kerusakan rumah, lahan pertanian dan alat transportasi. Namun, tiak ada sektor pariwisata terdampak banjir bandang secara fisik tidak ada.

“Banjir kemungkinan terjadi karena memang ada pengalih fungsian lahan namun pihaknya akan terus melakukan evaluasi dan pemantauan udara. Ada daerah yang tidak terjangkau manusia antara lain Gunung Pucung dan Pucuk Lading yang membutuhkan perhatian. Di puncak gunung tersebut, banyak tanaman yang telah rusak karena diduga kebakaran hutan lereng Gunung Arjuna beberapa waktu lalu,” paparnya.

Pihaknya tak memungkiri, Kota Batu saat ini memang tengah mengalami dua musibah yaitu pandemi dan banjir bandang. Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), dia mengimbau para pelaku usaha jasa pariwisata tidak bereuforia.

“Yang jelas existing hari ini pandemi berangsur melandai walaupun kami tetap waspada untuk tidak ada peningkatan,” tandasnya.

Wakil Wali Kota Batu Punjul Santoso menerangkan sebelum bencana itu terjadi, pada 27 Oktober 2021 Wali Kota Batu telah melaksanakan apel siaga bencana. BMKG Kelas II Malang juga telah memberikan arahan tingkat curah hujan serta tingkat ancaman banjir tertinggi di Desa Bulukerto, Bumiaji. Termasuk potensi fenomena la nina.

Dari pemetaan tersebut, Pemkot Batu membuat analisis bencana. “Dari Kalaksa BPBD berdasarkan peta risiko Kota Batu ada beberapa yang berisiko tinggi. Beberapa desa diprediksi tinggi, sedangkan Bumiaji masuk risiko sedang,” ungkapnya.

Namun, pada 4 November 2021 terjadi banjir bandang tanpa disangka. Curah hujan sangat tinggi dengan durasi kurang lebih 3 jam. Terjadi luapan sungai di Desa Sumberbrantas.

Lokasi terdampak yaitu Desa Sidomulyo, Desa Bulukerto, Desa Sumberbrantas, Desa Bumiaji, Desa Tulungrejo, Desa Sumbergondo, Desa Giripurno, Kelurahan Temas, Desa Pendem serta beberapa desa maupun kelurahan terdampak jaringan air terputus. “Pada saat itu hujan di Kota Batu berlangsung sekitar 3-4 jam,” ucapnya.

Pemkot Batu melakukan upaya kaji cepat, pembersihan material banjir bandang, pendataan kebutuhan darurat terkait logistik dan obat-obatan, pendataan kerusakan bangunan dan fasilitas umum dan normalisasi sepanjang aliran sungai.

“Selanjutnya melanjutkan pembersihan material banjir bandang, perbaikan kerusakan akibat banjir bandang, melanjutkan susur sungai, membangun kembali rumah yang roboh atau rusak berat (huntara) dan assesment kerusakan dan kerugian materiil,” tuturnya.

Kondisi pariwisata di Kota Batu, menurutnya, hingga saat ini masih dibuka, mengingat daerah terdampak banjir bandang tidak ke jalan raya atau tempat wisata. Beberapa ruas jalan yang sempat terendam lumpur dan terputus juga sudah bisa dilalui.

Penanganan pariwisata pasca banjir bandang telah dimulai. Mulai 19-22 Nopember 2021 Dinas Pariwisata Pemkot Batu bersama seluruh stake holder menggelar expo pariwisata di Jatim Park 3. Agenda ini bertujuan untuk mendongkrak pariwisata. Rangkaian kemudian berlanjut pada acara Street Food di Balai Kota Among Tani.

Para tamu maupun wisatawan yang tidur di hotel bisa menikmati makan pagi di Halaman Gedung Balai Kota Among Tani. ‘”tahun 2019 kemarin kunjungan wisata ke Kota Batu itu hampir 7,6 juta orang. Berikutnya untuk 2020 kemarin turun drastis menjadi 2 juta karena pandemi,” jelasnya.

Pada kesempatan sama, Kepala Biro Adpim Setdaprov Jatim M Ali Kuncoro mengatakan, Pemprov Jatim dan Kota Batu tengah mendapat dua ancaman besar dan butuh langkah mitigasi progresif yakni untuk menyelesaikan pandemi Covid-19 dan ancaman bencana alam hidro meteorologi.

Namun, ia memuji kecepatan Pemkot Batu dalam memulihkan kondusifitas pasca bencana yang menjadi sorotan nasional tersebut. “Kota Batu progressnya luar biasa. Kota Batu survive, bisa bangkit dan kembali bisa produktif,” tegasnya. (bm)

No More Posts Available.

No more pages to load.