Paslon Machfud Arifin-Mujiaman Siap Ngantor di Kelurahan Hingga Rencana Bangun Pusat Data

oleh -96 Dilihat
oleh
Debat terbuka pilwali Surabaya jilid dua. (foto tangkapan layar channel YouTube KPU Kota Surabaya).

SURABAYA, PETISI.CO – Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut dua, Machfud Arifin-Mujiaman menyatakan tekadnya menjalankan roda pemerintahan dari kantor kecamatan di seluruh wilayah Kota Surabaya secara bergiliran.

Menurut Machfud hal itu dilakukan untuk memastikan warga Kota Surabaya mendapatkan kemudahan dan kepastian hal bidang layanan administrasi publik. Terlebih, ia tidak ingin melihat kemunculan kasus seperti yang dialami oleh Ibu Yaidah beberapa waktu lalu.

Seperti yang diketahui, Yaidah harus pergi ke kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta untuk mengurus akta kematian anaknya.

“Surabaya menjadi pembicaraan hampir seluruh masyarakat Indonesia karena Bu Yaidah harus mendatangi Kemendagri di Jakarta untuk mengadu kesulitan mengurus akta kematian anaknya,” kata Machfud dalam debat publik Pilwali Surabaya jilid dua, Rabu (18/11/2020) malam.

Menurut Machfud, penguatan data menjadi sebuah fondasi terbentuknya pelayanan publik yang baik. “Data terpadu, transparan, akurat dan terintegrasi menjadi dasar pelayanan terbaik untuk meningkatkan kesejahteraan,” lanjutnya.

Selain itu, Machfud juga menyebut jika ada warga miskin di daerah Kejawan Lor yang selama 30 tahun masih belum tersentuh bantuan.

Guna memastikan pelayanan bagi warga bisa berjalan dengan baik dan lancar, ia bertekad untuk memilih kantor kelurahan sebagai ruang kerjanya.

“Saya tidak ingin yang seperti ini terjadi lagi. Tidak boleh lagi ada pelayanan publik yang diskriminatif dan berbelit. Oleh karena itu, kami akan memastikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dengan berkantor di 154 kelurahan secara berkala,” tegas dia.

Bahkan, mantan Kapolda Jatim itu siap menjamin pengelolaan data yang terintegrasi melalui pembangunan fasilitas data center, sebagian bentuk penerapan teknologi di era moderen.

Menurut dia, dengan adanya pusat pengolahan data tersebut, pelayanan kepada warga bisa lebih tepat sasaran yang otomatis juga bisa dimanfaatkan untuk mempermudah mekanisme pendistribusian bantuan.

“Kami akan memberikan BLT 1 juta per KK. Semua itu bisa dilakukan dan tetap sasaran kalau ada data center dan pengolahan big data yang terintegrasi,” tandas Machfud.

Debat publik Pilwali Surabaya jilid dua ini mengambil tema ‘Peningkatan Layanan dan Kesejahteraan Masyarakat Surabaya’ yang diselenggarakan di Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat. (nan)

No More Posts Available.

No more pages to load.