Pemasangan Box Culvert Surabaya Sebabkan Gangguan Saluran Air di Beberapa Titik, Ini Tanggapan Dirut PDAM

oleh -85 Dilihat
oleh
Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya, Arief Wisnu Cahyono

SURABAYA, PETISI.CO – Pemasangan box culvert yang dilakukan untuk meminimalisir banjir di Surabaya saat musim hujan, ternyata memiliki dampak tersendiri pada aliran alir dari PDAM Surabaya. Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya, Arief Wisnu Cahyono mengatakan bahwasa pihaknya telah berupaya mengurangi dampak gangguan air tersebut dengan berkoordinasi bersama Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya.

“Secara prinsip, PDAM mendukung apa yang dilakukan Pemkot dalam pembangunan infrastruktur. Bagaimanapun juga box culvert ini suatu infrastruktur vital dalam pencegahan banjir. Kalau kita lihat data sejak bulan Mei, hampir seluruh zona wilayah layanan PDAM terdampak,” ungkap Arief saat diwawancarai di gedung PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.

Arief mengatakan, dari data yang dihimpun PDAM, pipa yang terdampak yakni antara ukuran 80 hingga 450 milimeter. Tidak hanya pipa tersier, namun juga pipa sekunder. Panjang pipa yang terdampak ini pun diketahui sepanjang kurang lebih 15 kilometer per Agustus 2022.

“Pihak kami juga sudah menerjukan sekitar 120 petugas untuk mempercepat perbaikan. Target kami maksimal satu hari paling cepat, mengikuti waktu selesainya pengerjaan box culvert di lokasi,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan, karena box culvert ini sifatnya memanjang maka yang terjadi adalah jika perbaikan dilakukan di satu titik, maka di titik berikutnya putus karena box culvert dan harus kembali diperbaiki lagi.

“Misal pengerjaan satu titik selesai satu hari, nanti kalau titik berikutnya putus ya perbaiki lagi, bisa dua hari bisa tiga hari juga. Kami juga berkoordinasi dengan pihak kontraktor dari gambar peta bawah tanah milik kami,” kata Arief.

Dirinya juga menyatakan permohonan maaf kepada pelanggan. Pasalnya, ia sendiri berterus terang bahwa box culvert ini tidak hanya meminimalisir banjir, namun juga untuk menyimpan cadangan air hujan dalam sebuah embung di masa yang akan datang. Hal tersebut berpotensi terjadi, saat kesadaran masyarakat untuk tidak membuang limbah ke selokan, maka air hujan akan tertampung di box culvert tersebut.

“Karena di negara-negara modern, air hujan itu tidak dialirkan begitu saja ke laut, tapi di letakkan di embung, termasuk di box culvert,” paparnya.

Untuk kendala pada masyarakat, nantinya di wilayah terdampak aliran air akan mengecil, bahkan mati dalam waktu sementara. Selain itu, dirinya juga menjelaskan bahwa apabila yang terdampak hanya saluran pipa kecil, maka hanya terputus saluran di satu rumah. Namun, bila pipa tersier maka yang terdampak bisa satu komplek perumahan.

Saat ditanya siapa yang bertanggung jawab atas putusnya pipa, Arief menuturkan bahwa dalam Perda yang harus menjawab adalah pemilik utilitas, yakni PDAM dan seluruh kontraktor proyek. Maka dari itu, pihaknya bakal berkoordinasi lanjutan dengan kontraktor.

Menyoal target pada tahun 2023 dimana seluruh wilayah Surabaya harus teraliri air, ia menjabarkan bahwa pihaknya bakal terus mengejar target tersebut lantaran box culvert ini dinilai tidak mengganggu sama sekali.

“Mudah-mudahan sesuai dengan target pemerintah, bahwa kinerja infrastruktur sudah hampir 50 persen. Mudah-mudahan di akhir tahun pengerjaan box culvert sudah selesai. Kalau sudah selesai, maka tidak ada lagi pipa yang terdampak pembangunan box culvert,” pungkas Arief. (dvd)

No More Posts Available.

No more pages to load.