Pemprov Jatim – BI Rumuskan Strategi Percepat Pertumbuhan Ekonomi

oleh -41 Dilihat
oleh
Gubernur Jatim hadiri forum kajian ekonomi dan keuangan regional di Bank Indonesia Surabaya

SURABAYA, PETISI.CO – Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Bank Indonesia (BI) Jatim terus berkomitmen dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi terutama dalam menyusun strategi menghadapi krisis global yang terus terjadi.

ntuk itulah, Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo memimpin langsung Forum Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional dengan tema ‘Evaluasi dan Solusi Rekomendatif dalam rangka Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur’ di Gedung BI, Jl. Pahlawan Surabaya, Selasa (22/8).

Pakde Karwo sapaan akrab Gubernur menjelaskan, saat ini Indonesia dan Jatim tengah menghadapi krisis ekonomi yang tak kunjung membaik. Kondisi tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat dan berdampak langsung kepada daerah seperti Jatim.

“Pertumbuhan ekonomi Jatim hingga semester I tahun 2017 mencapai 5.21 % jumlah ini di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5.01 %,”  terangnya.

Dalam paparannya, struktur PDRB Jatim, tertinggi disumbang sektor industri yang mencapai 28.92%, sektor perdagangan menyumbang 18.00% dan sektor pertanian sebesar 13.31%. Sementara untuk struktur tenaga kerja sebanyak 36.49%, sektor perdagangan 21.01% dan 14.47 di sektor industri.

“Share sektor pertanian terhadap PDRB lebih tinggi dari tenaga kerja ini harus diantisipasi. Petani kita sering kali kalah dalam pertarungan, karena mereka hanya memiliki lahan sedikit, kemudian proses on farm dan off farm juga terpisah,” tegasnya.

Menurutnya, terdapat beberapa hambatan dalam pertumbuhan ekonomi di Jatim. Salah satunya disebabkan oleh beberapa komoditi pertanian terutama tanaman pangan yang terjadi penurunan sebesar 0.42 % pada triwulan II tahun 2017 dari 3.39 % pada triwulan II tahun 2016.

Pakde Karwo memiliki strategi guna mencapai akselerasi pencapaian sasaran tanaman pangan khususnya Padi di tahun 2017. Ditargetkan, luas tambah tanam Padi dari luas tanam 2.395.933 ha dengan luas panen 2.300.103 mampu menghasilkan 13.874.221 ton produksi dengan produktivitas mencapai 60.32 ha.

Ditambahkan, Pemprov Jatim juga merekomendasikan percepatan belanja pemerintah untuk menstimulasi surplus nett ekspor dan mengurangi lag investasi menjadi realisasi investasi. Pada kondisi dinamika perekonomian global seperti saat ini belum terdapat kepastian perbaikan maka konsumsi rumah tangga sangat dibutuhkan untuk menggerakkan perekonomian di Jatim.

Dihadapan, Kepala BPS, BPK, DPRD Jatim, Bupati/Walikota se-Jatim dan seluruh perangkat OPD tim ekonomi, Pakde Karwo berharap agar pemerintah daerah negara harus hadir untuk memberikan bunga kredit yang murah untuk modal usaha kepada masyarakat melalui konsep loan agreement. “Pemberian bunga kredit tersebut diharapkan dapat menggerakkan produktivitas di sektor riil khususnya pada sektor UMKM,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah mengatakan, semua elemen perlu bekerja keras untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi Jatim. Terdapat empat hal yang menjadi usulan dari Bank Indonesia agar pertumbuhan ekonomi bisa meningkat.

Pertama, perbaikan kinerja sektoral sebagai ujung tombak ekspor Jawa Timur. Caranya, menginventaris perusahaan eksportir yang memiliki peran nyata dalam meningkatkan pertumbuhan ekonominJatim. Oleh karena itu, perlu dijaga kinerjanya.

Sektor pertanian menjadi perhatian pada usulan kedua. Salah satu caranya dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan memperbesar pembiayaan pertanian on farm melalui keterpaduan dukungan kelembagaan.

Pada usulan ketiga, lanjutnya yakni memberikan dukungan penguatan kebijakan kepada Pemprov Jatim untuk menjadikan Jatim sebagai pusat argoindustri terbesar di Indonesia.

Usulan terakhir yakni pengembangan sumber pertumbuhan ekonomi baru Jatim. Hal ini diperlukan dorongan terhadap sumber ekonomi di luar sektor utama Jatim saat ini. “Saya yakin dengan selesainya pembangunan ruas jalan tol baru di beberapa daerah di Jatim akan mendongkrak kawasan daerah ekonomi baru,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur Teguh Pramono menyebut pertumbuhan ekonomi Jatim lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,1 persen.

Menurut Teguh, Struktur PDRB Jatim, distribusi terbesar disumbang oleh Industri pengolahan sebanyak 28.93 %, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebanyak 18.19 %. Sedangkan pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbang sebesar 13.60 %.

Sementara itu, Sektor-sektor lapangan usaha yang menunjang pertumbuhan ekonomi secara tahunan (yoy) yakni pertambangan dan penggalian sebesar 10,92 persen, sektor penyediaan akomidasi dan makan minum sebesar 8,09 persen, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 6,82 persen, dan sektor pertanian tumbuh 5,39 persen. (cah/nif)

No More Posts Available.

No more pages to load.