Pemukulan Siswa di SMPN 3 Kedungwaru, Inilah Penjelasan KS Usai Mediasi

oleh -1261 Dilihat
oleh
Kepala SMPN 3 Kedungwaru, Timbul Budiono

TULUNGAGUNG, PETISI.COPihak sekolah SMPN 3 Kedungwaru membenarkan dan menjelaskan terkait adanya kejadian pemukulan terhadap salah satu siswa kelas 7 oleh kakak kelasnya, Jumat (01/12/2023) lalu.

Kepala SMPN 3 Kedungwaru, Timbul Budiono menyampaikan, kejadian yang dialami IH siswa kelas 7 oleh perlakukan kakak kelasnya RF (kelas 8) tersebut bukanlah kategori perundungan fisik namun merupakan kejadian kekerasan dan itu terjadi secara spontanitas.

Kanit Binmas Polsek Kedungwaru, Ipda Mujianto

“Kalau sesuai dengan kronologis yang disampaikan oleh yang bersangkutan dan saksi, itu bukan termasuk perundungan fisik, dan jika itu termasuk kekerasan, semua itu terjadi karena spontanitas anak-anak saja dan saat itu dianggap sudah selesai,” terang Timbul usai melakukan mediasi bersama kedua orang tua siswa di ruang kerjanya, Kamis (07/12/2023).

Dijelaskannya, kejadian bermula saat RF akan ke toilet dan di situ ada IH, kemudian RF merasa menerima kata-kata kotor dari IH. Setelah keluar dari kamar kecil RF marah yang akhirnya melakukan pemukulan terhadap IH.

“Kemudian ada siswa yang berinisial RJ mencoba melerai supaya pemukulan tidak berlanjut, bahkan bapak ibu guru yang sudah ada di lokasi segera mengamankan keduanya, satu dibawa ke ruang guru dan satunya dibawa ke ruang perpustakaan,” imbuhnya.

Timbul membenarkan dan menjelaskan jika hingga hari Senin pagi setelah kejadian itu, selaku Kepala Sekolah dirinya belum mendapatkan kabar adanya keributan sesama siswa tersebut.

Menurutnya, saat itu guru BK tidak melapor karena merasa permasalahan tersebut sudah selesai dan kedua siswa yang bertikai sudah bersalaman dan itu juga ada dokumentasi foto.

“Guru BK baru memberitahu saya hari Senin kemarin jika pada hari Jumat ada kejadian salah satu siswa klas 7 dipukuli oleh seorang siswa klas 8,” ungkapnya.

Timbul juga menyampaikan alasan terkait mediasi antara kedua orang tua siswa, yang terkesan lamban.

Dikatakannya, bahwa dirinya dalam beberapa hari terakhir ini sedang banyak kegiatan dan belum sempat membuat surat undangan. Diakuinya, memang mulai hari Jumat hingga Selasa kemarin dirinya sedang banyak kegiatan.

“Sehingga baru hari Rabu kami mengirimkan surat pemanggilan kepada kedua orang tua. Namun guru BK dan guru-guru yang lain menganggap permasalahan itu sudah selesai dan dianggap hanya perkelahian biasa tidak ada luka yang tampak dan serius,” sambungnya.

Ditambahkannya, dari hasil koordinasi, akhirnya hari Kamis 7/12/2023 kedua orang tua siswa bersangkutan dilakukan mediasi di sekolah disaksikan KS, Kanit Binmas Polsek Kedungwaru, BKTM, Babinsa.

“Tadi semua menghendaki damai secara kekeluargaan. Dan selanjutnya kami meminta agar anak-anak tetap dipantau jangan sampai kejadian serupa terjadi lagi,” tandasnya.

Sementara itu, Kanit Binmas Polsek Kedungwaru, Ipda Mujianto, menambahkan, menurutnya banyak hal yang bisa dijadikan hikmah kepada semuanya atas kejadian tersebut.

Disebutkannya, anak-anak ini adalah merupakan aset bangsa, penerus bangsa dan bukan hanya harapan bagi orang tuanya saja, namun juga menjadi harapan bangsa ke depannya. Dengan hal itu, anak harus diposisikan sebagai yang sangat penting, dijaga yang benar bukan hanya oleh orangtuanya saja tapi juga oleh negara.

“Dan ini terbukti dengan adanya undang-undang perlindungan anak, ada Komnas HAM, itu semuanya kan bertujuan untuk menjaga dan melindungi anak-anak,” ujarnya usai melakukan pendampingan dalam mediasi tersebut.

Ditambahkannya, permasalahan yang terjadi di SMPN 3 Kedungwaru tersebut diduga dipicu karena candaan yang berlebihan dari siswa-siswa yang bersangkutan yang kemudian berujung aksi pemukulan secara spontanitas.

“Saya yakin anak ini tidak ada niatan untuk menciderai, menganiaya dan sebagainya, dan secara kronologis tadi terbaca itu terjadi karena anak ini belum bisa mengontrol emosinya dan ini suatu spontanitas saja ndak ada perencanaan,” tambahnya.

Pihaknya berharap kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Dan Alhamdulillah semua sudah saling menyadari, namun demikian kami berharap kejadian serupa ini jangan sampai terulang lagi,” tuturnya. (par)