Pengamat: Debat Capres-Cawapres Pertama Kekeringan Pesan yang Visioner

oleh -110 Dilihat
oleh
Pengamat politik dari Unair , Suko Widodo.

SURABAYA, PETISI.CO – Debat pertama Calon Presiden (Capres) dan Cawapres) yang digelar KPU RI di Jakarta, Kamis (17/1/2019) malam, mendapat reaksi keras dari sejumlah pengamat. Umumnya, mereka menilai debat yang diliput langsung sejumlah televisi itu tidak greget.

“Menyaksikan debat pertama Pilpres 2019 masih belum menemukan suasana greget. Terasa kaku dan terasa ada kekeringan pesan yang visioner,” kata pengamat politik dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo kepada petisi.co, Jumat (18/1/2019).

Debat pertama ini, dihadiri langsung kedua kandidat yang bertarung di Pilpres 17 April mendatang. Yakni, pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma’ruf Amin dan paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Dari debat tersebut, Suko memiliki beberapa catatan. Pertama, kedua kandidat belum memperlihatkan visinya dalam persoalan hukum, korupsi dan HAM (topik yang dibahas)

“Jawaban yang mengemuka dari panelis seharusnya bersifat konsep strategi mendatang, bukan membahas per kasus,” ujar Dosen ilmu komunikasi FISIP Unair ini.

Kedua, menurutnya, dalam debat itu belum muncul gagasan visioner yang bisa menarik perhatian audience. Malahan topiknya membelok soal ekonomi.

Padahal kasus yang dibahas soal hukum, korupsi dan HAM. “Pilihan katanya masih beim bersifat evocated atau membangkitkan antusiasme audience,” tandasnya.

Ke depan, Suko berharap agar debat capres-cawapres lebih baik lagi. Pemandu juga harus lebih “santai”, dan setting panggung agar dihindarkan dari noise penonton atau pendukung.

“Agar kandidat bisa leluasa mengeksplorasi gagasan visinya. Semoga debat ke depan akan lebih baik,” tutur Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair ini. (bm)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.