BONDOWOSO, PETISI.CO – Pembangunan jembatan gantung di Desa Suger Lor, Kecamatan Maesan, Kabupaten Bondowoso, yang dibangun melalui dana APBD Provinsi Jawa Timur, tahun anggaran 2020 menuai kritik. Sebab dibangunnya jembatan itu, yang menghubungkan wilayah Kabupaten Jember terkesan tidak tepat sasaran. Pasalnya, tepat di seberang jembatan hanya ada jalan setapak menuju persawahan yang tidak berpenghuni.
Aktivis pemerhati pembangunan di Bondowoso, Eko J mengatakan, realisasi anggaran mesti dievaluasi jangan sampai terulang lagi. Sebab masih banyak akses yang lebih urgen daripada membangun jembatan yang aksesnya menuju persawahan.
“Kami katakan tidak tepat karena memang jalan itu buntu, dari Suger Lor memang sudah ada jalan tetapi diseberang jembatan masih jalan setapak menuju persawahan. Padahal masih banyak wilayah yang mestinya jadi skala prioritas APBD Provinsi,” ujarnya pada petisi.co, Rabu (29/12/2020).
Sesungguhnya banyak wilayah Kabupaten Bondowoso yang urgen untuk mendapat sentuhan pembangunan APBD Provinsi maupun APBN. Diantaranya, wilayah Kecamatan Tamanan, Tegalampel, Botolinggo dan masih banyak lagi lainnya. Sebab kata dia banyak akses yang kurang layak untuk dilalui masyarakat yang hidup di sana.
“Ini menjadi pembelajaran bagi pemerintah, kalaupun akan dibangun akses penghubung desa. Seharusnya dibangun jalan terlebih dahulu kemudian baru direalisasikan pembangunan jembatan,” ungkapnya.
APBD Provinsi yang dinilai tak tepat sasaran itu mesti ditinjau ulang oleh pihak-pihak terkait. Apabila terus-menerus membangun tanpa memikirkan skala prioritas maka pembangunan itu mesti mendapat sorotan.
“Mesti jadi sorotan mulai dari alasan dibangun sampai berapa anggaran yang digelontorkan untuk jalan buntu tersebut. Sedangkan sejak dibangun tidak pernah ada publikasi berbentuk papan informasi yang dipasang,” imbuhnya.
Sementara itu, Pemerintahan Desa (Pemdes) Suger Lor, belum ada yang bisa di konfirmasi terkait proyek tersebut. (tif)
